Pilihlah Jodoh Sesuai Kebutuhanmu, Bukan Sesuai Keinginan Orang Disekitarmu
- freepik.com
Maksudnya, kamu terpaksa iya-iya saja padahal bukan orang seperti dia yang kamu butuhkan, tapi hanya demi mereka tersenyum. Jangan!
Tanyakan Hatimu, Jika Memang Tidak Kamu Butuhkan Maka Jangan Paksa Untuk “Iya” Hanya Sekedar Menyenangkan Orang Lain.
Coba pelan-pelan tanyakan hatimu, jika memang tidak kamu butuhkan, sehebat dan sebaik apa pun dia maka jangan sampai kamu paksa untuk “iya” hanya sekedar membuat orang lain merasa senang. Padahal, bahagia dan tidaknya nanti bukan dari pandangan mereka, tapi dari kamu mampu beradaptasi dengannya dengan baik atau tidak.
Kehidupan Setelah Menikah Sepenuhnya Kamu dan Pasanganmu yang Jalani, Orang Lain Hanya Berperan Sebagai Penonton. Dan yang perlu kamu ingat kembali, kehidupan setelah menikah itu sepenuhnya adalah tanggung jawaba, sepenuhnya adalah kamu dan pasanganmu yang jalani, orang lain hanya berperan sebagai penonton.
Bagaimana layaknya penonton, kalau cocok dipikiran mereka yang mereka akan berkomentar baik, tapi tidak cocok dengan pikiran mereka maka akan berkomentar buruk.
Sekali Lagi Jangan Salah Pilih, Pikirkan Dengan Baik Apa Dan Siapa yang Benar-benar Kamu Butuhkan Untuk Menemanimu.
Lantas sekali lagi pikirkanlah dengan baik, jangan salah pilih pasangan, kamu harus tahu siapa dan orang seperti apa yang benar-benar kamu butuhkan untuk menemanimu sampai akhir hayat.
Kamu harus tahu apa yang kamu harapkan dari yang namanya “pernikahan” agar kamu pun tahu tujuannya dan mudah memilah dan memilih siapa yang kamu butuhkan.
Bukan Salahnya Pergi Darimu, Tapi Salahmu yang Bisa Janji Doang
Kali ini curhatan datang dari seorang duda dengan umur 31 tahun di akun instagram.com @cerminanlelaki dengan judul tidak menyangka calon istri menerima lamaran lelaki lain. Simak yuk kisah selengkapnya yang baperlagi kutip dari instagram tersebut.
Malam mindad, saya pria duda berumur 31 tahun. Pada tahun 2017 saya menjalin hubungan dengan seorang gadis berumur 26 tahun. Dari awal hubungan saya sudah menyatakan ingin menikahinya tetapi keinginan saya menikahinya terhalang restu orang tuanya karena status saya. Hingga pada akhirnya di tahun 2018 dia memilih orang tuanya dan di jodohkan oleh pria pilihan orang tuanya.
Setelah tiga bulan dia menikah dia kembali menghubungi saya, ternyata ada masalah pada suaminya sehingga dia ingin bercerai dari suaminya. Dia bercerai dari suaminya karena sudah diberikan kesempatan tiga kali tapi tetap tidak berubah.
Akhirnya dia bercerai dan meminta bantuan saya, karena saya sangat mencintainya, lalu membantunya membiayai peceraiannya. Dan saya menerima dia kembali dan mencukupi semua kebutuhannya dan kembali berhubungan dan di restui orang tuanya. Untuk kisah selengkapnya kamu bisa langsung baca di instagram ya.
Lalu Beginilah Tanggapan dari Mindad, dan Tentunya Netizen di Persilahkan Untuk Komentar Ria.
Hallo master.., saya memahami seperti apa rasa kecewa master saat ini. Master boleh memiliki harapan mengenai hubungan tersebut, tetapi master juga tentu memahami bahwa mewujudkan harapan membutuhkan andil pasangan untuk berjuang bersama. Apabila saat ini hanya master yang masih mengharapkan hubungan tersebut, sedangkan calon master sudah tidak memiliki keinginan yang sama, mungkin akan cukup sulit dan master harus realistis akan hal tersebut.
Untuk saat ini, mungkin sebaiknya master jujur sama keluarga master mengenai kenyataan hubungan master dengan calon. Dengan harapan, akan ada solusi yang lebih baik setelah master terbuka dengan keluarga.
Kalaupun setelah master jujur, keluarga master ingin bertemu dengan keluarga calon untuk meminta penjelasan, mungkin tidak ada salahnya dipertemukan supaya masing-masing pihak bisa berlapang dada atas keputusan yang sudah diambil.
Memang bukan hal yang mudah untuk menerima keputusan calon, terlebih master selama ini sedikit banyak sudah mensupport calon sampai calon seperti saat ini. Hanya saja, master tetap harus berusaha menerima kenyataan supaya perlahan master bisa merelakan calon. Hal ini untuk kebaikan master sendiri, supaya master lebih mudah menata hati dan lebih fokus memikirkan hidup master kedepannya.
Mungkin akan lebih baik kalau master dan calon saling memaafkan dan saling mendoakan untuk kebaikan masing-masing karena mau dipaksakan seperti apa pun hubungan tersebut dan sekeras apa pun master berusaha meminta calon kembali, dikhawatirkan hanya akan saling menyakiti satu sama lain karena dari hati calon sendiri sudah tidak menginginkannya.
Dengan master ikhlas menerima semua ini, mungkin suatu saat nanti Tuhan akan mempertemukan master dengan wanita yang lebih baik di waktu yang tepat.
Maka dari itu, master harus semangat dan selalu optimis bahwa rasa sakit hati yang saat ini master rasakan, mungkin suatu saat nanti akan digantikan dengan kebahagiaan yang tidak pernah master bayangkan sebelumnya sampa master lupa pernah merasakan luka seperti saat ini.