Kita Tidak Dapat Menghindari Penderitaan Tapi Dapat Memilih Cara Mengatasinya

Mengapa ada Banyak Penderitaan
Sumber :
  • u-report

Jakarta, Olret – "Kita tidak dapat menghindari penderitaan, tetapi kita dapat memilih cara mengatasinya, menemukan makna di dalamnya, dan melangkah maju dengan tujuan baru"

Hukum Pembunuhan Dalam Agama Buddha

Man's Search For Meaning karya Vicktor E. Frankl.

Saya baru selesai membacanya sebenarnya. Ini buku terbilang lama, dan lama pula saya beli, hanya saja saya baru membacanya. Saya kan begitu anaknya, suka lapar mata melihat diskon buku. Apalagi E-book tinggal klik, tapi entah kapan membacanya.

Setelah Xuan Son, Sederet Pemain Naturalisasi Bisa Bergabung Dengan Timnas Vietnam

So, buku ini sangat apik menurut saya. Frankl adalah seorang psikiater yang pernah menjadi tawanan Nazi di era Hitler dalam kurun waktu tiga tahun.

Di buku ini dia menceritakan pengalamannya bagaimana gambaran kehidupan para tawanan di camp konsentrasi. Bahkan saya sempat bergidik saat memvisualisasikan di pikiran saya. Membayangkan bagaimana mereka bekerja di tengah dingin salju, dengan bertelanjang kaki menapaki es karena sepatu tidak lagi muat. Dengan pakaian compang-camping.

Ferran Torres Bersinar, Barca Menang Menakjubkan Melawan Dortmund

Bagaimana sebagian besar dari mereka berharap lebih baik mati daripada hidup dalam neraka seperti saat itu. Bagaimana mereka bisa menerka sisa hidup rekan mereka dan terbiasa melihat kematian setiap harinya. Dan hidup dalam bayang-bayang ketakutan bahwa mereka bisa saja setiap saat dikirim ke ruangan gas untuk dimusnahkan begitu saja.

Menurut Frankl, rata-rata tawanan yang mampu bertahan yang sudah dipindahkan dari satu camp ke camp yang lain adalah mereka yang telah kehilangan semua etika demi mempertahankan hidup. Dari cara yang jujur atau tidak, brutal hingga mengkhianati kawan mereka sendiri demi bertahan hidup.

Dan Frankl menemukan cara bagaimana untuk bertahan hidup yang berbeda, tanpa harus kehilangan sisi manusia dalam dirinya. Bukan bertahan dalam artian fisik, tetapi bertahan secara psikologis. Menemukan jalan untuk selalu optimis sekalipun berada di titik paling terendah dalam hidup.

"Penderitaan itu sejatinya tidak memiliki makna, kitalah yang memberikan makna pada penderitaan melalui cara kita menghadapinya" Victor Frankl

Banyak kutipan-kutipan yang mengena bagi saya, hanya saja saya tidak akan menuliskannya di sini karena akan menjadi tulisan yang sangat panjang.

Yang saya dapati dari buku ini adalah, bahwa Ada makna yang lebih besar dari kebahagiaan, yaitu makna hidup itu sendiri.

Sebagai contoh, kita menganggap bahagia adalah saat kita bisa menemukan pasangan hidup yang luar biasa. Atau bahagia adalah saat kita bisa diterima kerja di perusahaan yang kita idamkan selama ini.

Tetapi ternyata berjalan waktu pasangan kita ternyata memiliki banyak sisi buruk yang baru terlihat belakangan, atau ternyata rekan kerja atau pimpinan di perusahaan tempat kita bekerja sangat menyebalkan.

 Maka makna kebahagiaan bisa menjadi berubah dari ekspektasi awal, dan berbuntut kekecewaan mendalam. Padahal semua kembali bagaimana cara kita menyingkapinya.

Inilah yang disebut stimulus-respon. Ada banyak hal yang tidak mampu kita ubah, tetapi kita bisa memilih bagaimana cara kita menyingkapinya.

Seperti halnya yang dirasakan Frankl dan para tawanan lain, di tengah keadaan yang serasa bagai neraka pun, mereka berusaha mencari dan menemukan sedikit kebahagiaan dari rasa humor dan seni.

"Begitu pula dengan penderitaan, Dia akan mengisi jiwa dan pikiran sadar manusia, tanpa peduli besar dan kecilnya penderitaan itu. Karena itu "ukuran" penderitaan manusia bersifat relatif. Sejalan dengan itu, hal-hal sepele pun bisa memberikan kebahagiaan yang amat besar". Victor Frankl

Cukup begitu saja, lebih baik baca bukunya sendiri. Sekejap saya membaca beberapa halaman, saya tidak mampu berhenti. Sungguh buku yang sangat apik dengan pesan yang sangat baik.