Dulu Kamu Meminta Hatiku Untuk Dijaga, Nyatanya Kamu Khianati dan Lukai

Sabar dan Coba Menerima Ketidak Pekaan Pasangan
Sumber :
  • tvN

Olret – Kesalahan yang Sama. Dulu kau minta hatiku. Bilangmu akan kau jaga. Nyatanya kau porak-porandakan dengan seketika. Kau pergi. Kau berlalu. Saat aku hendak merapikannya lagi.

Setelah Xuan Son, Sederet Pemain Naturalisasi Bisa Bergabung Dengan Timnas Vietnam

Kau kembali. Seolah tanpa salah, kau meminta kesempatan kedua. Dengan kondisi yang masih terluka, aku lagi-lagi menerima. Sialnya, bukannya berubah kau malah tambah berulah.

Awalnya Biasa Saja, Hingga Akhirnya Menjalin Kasih. Namun Sayangnya Kamu Pun Dengan Mudah Melukai dan Pergi Meninggalkanku Begitu Saja.

Berawal dari satu pertemuan. Kita tidak pernah dekat dan kita tidak terlalu mengenal. Namun, kau datang memberi rasa nyaman dan kau tidak sadar akan hal itu. Perhatianmu? Meluluhkan hati yang begitu keras ini.

Ferran Torres Bersinar, Barca Menang Menakjubkan Melawan Dortmund

Tapi, kau tidak menyadarinya. Maafkan aku yang dengan lancang diam-diam menyayangimu. Maafkan aku yang dengan seenaknya mengharapkanmu menjadi bagian dalam perjalanan hidupku. Terima kasih. Rasa ini akan berakhir dengan sendiri. Aku harap begitu.

Dan Kini Aku Pun Mulai Menyadari Sepenuh Hati, Bahwa Semuanya Sudah Tak Lagi Sama.

Bukan memberi jarak hanya saja mencoba menyadarkan diri dari ketergantungan. Semua di luar jangkauan, yang dulu dekat kini mulai ada sekat, yang dulu rapat kini mulai berjarak kelat. Jangan tanyakan padaku, nuansa asing itu karena mu, lalu tuan bertanya mengapa diri tak memperjuangkan?

Laos Vs Vietnam di Piala AFF 2024, Lawan Mudah?

Diri ini tak se-egois itu. Bagaimana mungkin aku menggenggam saat kau pun juga menggenggam, yah. Genggaman lain. Mari berangkulan saja, bimbing aku jangan pimpin. Jangan mengintimidasi terima kasih sudah mengerti. Dan kini tuan dengan mudahnya meminta diri untuk kembali menggenggam? Boleh aku bertanya? Lalu bagaimana dengan genggaman lainnya?

Tidakkah tuan enggan melepas? Lantas mengapa meminta ku kembali menggenggam? Wahai tuan, jangan se-Egois itu. Menetaplah dengan nya, aku akan memilih pergi, sebab pergi menjadi pilihan bijak.

Ia menjadi hal terbaik untuk saling melepaskan. Kini aku mengemas serpihan-serpihan patah yang pernah ku biarkan jatuh berserak, nyatanya merapikan kenangan juga sebuah kebaikan.

Lalu tuan bertanya ' bagaimana jika kita saling merindu'? Kalau boleh ku pinta, ada baiknya tuan tak mengizinkan hatimu membuka ruang itu. Sungguh tak baik untuk penghuni baru di hatimu. Lalu bagaimana dengan aku?

Tak usah tuan khawatirkan. Sungguh aku akan sembuh dengan caraku seiring waktu. Bagaimana mungkin aku berlama -lama patah sedangkan aku memiliki Dia yang lebih dari segalanya. Tuan..ku ucapkan terima kasih sebab pernah menetap di hati meskipun pergi menjadi akhir dari semuanya~