Bolehkah Aku Mengetuk Rumahmu, Bertamu dan Bertemu Orang Tuamu
- instagram.com @rezarero
Olret – Sedikit kabar dariku untukmu yang jauh di sana. Sampai saat ini aku tak mengetahui keberadaanmu. Aku tak mampu melukiskan raut wajahmu. Aku tak tahu senyuman terindahmu. Semua masih rahasia dan di rahasiakan oleh-Nya. Agar aku mampu menahan rindu sebuah pertemuan dari kejauhan.
Bila nanti hatiku telah tergerak menujumu dan mengetuk rumahmu. Siap siap saja, ayah ibumu akan kedatangan orang asing yang menjelma sebagai tamu dirumahmu. Tak perlu heran dengan semua kekuranganku, Karena dengan kekurangan ini aku butuh kamu agar melengkapi hidupku dan hidupmu menjadi pasangan yang utuh.
Aku Memang Orang yang Banyak Kurangnya, Tapi Saat Ini Aku Sedang Berusaha Menjadi Lebih Baik Lagi.
Tentang kurangku, aku bukanlah lelaki yang sempurna. Kedatanganku nanti hanya ingin mengutarakan niatku ingin mengajakmu ke syurga bersama dalam sebuah ikatan halal yang penuh berkah. Kalaupun nanti aku tak semenarik yang kau inginkan. Tidak mengapa bagiku, setidaknya aku telah menyampaikan apa yang selama ini aku tahan begitu erat dalam doa doa yang melekat.
Terimakasih telah membaca kabar dariku. Doakan aku secepatnya menujumu, Menuju rumahmu, menghampiri orangtuamu. Karena aku yakin, jika Tuhan sudah restu, pasti hati mudah bertemu dan menyatu. Salam dariku untukmu yang entah siapa dan dimana saat ini.
Aku Yakin Sebelum Mengetuk Rumahmu, Kamu Juga Menantikan Dalam Masa Penantian yang Panjang. Bersabar Lah, Waktunya Akan Tiba.
Menantikanmu adalah sebuah keputusan yang saat ini tak bisa ku hindarkan. Ini bukan keterpaksaan, melainkan proses pembelajaran dalam hal penantian. Jangan meremehkanku soal menunggu.
Aku tak pernah memberitahukanmu tentang inginku segera bertemu denganmu. Aku tak pernah menceritakanmu kepada siapapun soal perasaanku yang ringkih menjalani waktu memikirkanmu.
Kecuali aku hanya memperbincangkanmu kepada Dia sang pemilik segala Rindu. Ini semua rahasiaku bersama-Nya. Biarkan aku yang berlebihan memintamu lewat doa. Karena kalau bukan berusaha bagaimana aku akan bisa bersamamu nantinya. Walaupun nantinya aku tak bersama denganmu yang selalu ku ucap dalam doa, setidaknya aku pernah menjadikanmu sosok yang aku pinta kepada-Nya
Menantikanmu di musim penantian, sungguh keterlaluan. Entah siapa dirimu di sana, tapi rasa ini meronta ingin berjumpa. Entah kemana rindu ini nantinya berlabuh, yang pasti kau adalah pilihan terbaik ditetapkan oleh-Nya untukku. Aku sadar betul bahwa kamu hanya bisa memilih, sedang Tuhan lebih mengetahui mana yang seharusnya terpilih.
Entah Siapa Dirimu Di sana, Aku Ingin Segera Mengetuk Rumahmu dan Ingin Segera Berjumpa.
Aku pernah sekadar memikirkan, bagaimana nantinya aku dan kamu dipertemukan. Namun sulit untuk aku bayangkan, karena itu semua hanya sebatas khayalan. Aku belum mampu untuk menceritakan, semua hal yang saat ini aku rasakan. Inginku suatu saat nanti menjadi kenyataan, pertemuan denganmu yang begitu mengesankan.
Ketika nanti telah dipersatukan, aku yakin itu adalah jawaban atas penantian. Yang tak pernah bosan aku pertahankan. Mendoakanmu penuh harapan. Karena aku sadar untuk memilikimu memang perlu waktu, namun mendoakanmu aku bisa setiap waktu. Biarlah aku berusaha sekuat tenaga, mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk menghalalkanmu. Karena memang menikah tak bisa bermodalkan cinta saja.
Jaga dirimu di sana dalam ketaatan, aku disini juga tengah mempersiapkan. Kesiapan untuk memantaskan. Aku ingin menyampaikan, Bahwa tentangmu akan terus aku tuliskan. Tentangmu akan terus kulangitkan. Dan tentangmu akan senantiasa aku doakan. Dariku, yang tak pernah bosan mengikhtiarkan.