Ma, Pa. Maafkan Anakmu Yang Belum Bisa Membanggakanmu
- unsplash.com/@odiin
Bisa merubah nasib, meringankan beban orang tua, dan menjadi kebanggaan yang akan membuat para tetangga jadi lebih segan.
Bapak pun rela bekerja lebih keras, menjual sawah dan ladang, sebagai bekal agar anaknya ini bisa menuntut ilmu setinggi mungkin dengan lebih tenang.
Namun nyatanya, sukses di tanah rantau tidak semudah menjentikkan jari atau membalikkan telapak tangan. Meski, sudah berbekal ijasah yang sudah kuperjuangkan setinggi mungkin. Namun, impian dan harapan itu sampai kini masih jauh dari angan.
“Karena Itu Bersabarlah Dalam Menanti. Pasti, Aku Akan Kembali Suatu Saat Nanti. Setidaknya Dengan Sedikit Keberhasilan Dari Hasil Kerja Keras”
Jangan terlalu mengkhawatirkan anak yang kalian besarkan ini. Percayalah, aku bisa menjaga diri dan menjalani semua petuah yang selalu disampaikan dulu. Pasti, ada saatnya nanti aku akan pulang ke rumah untuk melepaskan segala rindu. Pasti akan ada saatnya aku kembali bersua dengan kampung halaman tempat dimana aku dibesarkan dengan penuh kasih sayang.
Bapak Ibu, selalu bersabarlah dalam menanti. Hingga keberhasilan yang kuraih atau sedikit tabungan berhasil aku kumpulkan, bisa menjadi bekal untukku pulang ke rumah.