Aku Hanya Rindu Kita. Rindu Tempat Dimana Kita Seharusnya Berada
- u-report
Olret – Untuk setiap detik yang terlewatkan sia-sia. Untuk setiap pertemuan yang terlahir tanpa kata kata. Untuk setiap penyesalan yang berujung pada kecewa. Untuk setiap luka yang masih tersisa. Untuk setiap air mata yang jatuh karena rindu semata.
Untuk setiap barisan perpisahan yang kau ciptakan. Untuk setiap harapan yang terbunuh perlahan lahan. Dan untuk seseorang, di tempat tak terdeteksi yang selalu melahirkan hal-hal tak terprediksi.
Aku masih menyimpan rindu sampai hari ini. Aku menyimpannya di dalam toples bening, di dalam hatiku. Di tempat teraman, dimana mereka tak bisa mematamatai.
Lewat surat ini, aku ingin kamu tau sesuatu. Bukan, bukan selama apa kita tak bertemu, bukan sesering apa harapan dibawa naik ke dalam bianglala, atau sebanyak apa kau menaruh kenangan di lorong-lorong pikiranku.
Tapi aku ingin cerita, sebesar apa rinduku yang telah kau pompa hingga melebihi balon udara. Aku masih ingat jelas saat terakhir mata kita beradu, aku rindu dua pasang mata itu, aku rindu korneamu yang menyapa hariku.
Aku masih ingat jelas suara itu, suara yang hadir di sela sela kebosananku, menyusup lewat semilir angin yang merasuki gagang telepon saat kita memulai pembicaraan malam.
Aku masih ingat jelas barisan namamu yang panjang dan merumitkan. Aku masih ingat bagaimana aku mengeja namamu diam-diam, agar mereka tak tau sebesar apa kekuatan namamu yang bisa mengubah pipi ini menjadi kemerah merahan.