Untukmu Gadis Impianku, Aku Akan Setia Mencintaimu Meski Hanya Lewat Doa
- freepik.com
Olret – Pertama aku melihatmu, kamu baru menyelesaikan study mu di luar kota. Entah di kota mana itu, aku tak pernah tahu. Awalnya aku tak menaruh rasa padamu. Seiring berjalannya waktu, entah kenapa perasaan itu mulai datang tak di undang dan semakin lama semakin menyiksaku.
Harus aku akui, kamu mempunyai daya tarik sendiri yang berbeda dengan wanita lain. Selain kamu manis, kamu tampil sangat sederhana tak seperti mereka yang mengaku gadis kekinian. Hari berganti demi hari, dan kamu membuatku semakin tenggelam dari dari rasa cinta seperti sang mentari yang tenggelam digantikan dengan cahaya bulan.
Jangankan Untuk Mengucapkan Sayang Kepadamu Gadis Impianku, Melihatmu Saja Aku Sudah Bahagia.
Sejujurnya, aku tak punya kemampuan hanya sekedar mengucakpan "Aku Sayang Padamu", bukan karena takut dengan jawabanmu. Hanya saja, aku takut membuatmu kecewa. Dan aku juga tahu, bahwa tak mungkin selamanya rasa ini akan kusimpan di dalam nuraniku.
Hingga pada suatu hari, terbesit dalam benakku untuk mengetahui dirimu lebih dalam lewat ibu mu. Tak banyak yang aku tanayakan pada ibumu, hanya kriteria menjadi suamimu, karena jujur saja kamu adalah gadis idamanku.
Ternyata Aku Bukanlah Kriteria Dari Ibumu, Akhirnya Luka yang Membawaku Pergi Bersama Kekalahanku.
Namun apa yang ku dapat. Hanya rasa kecewa karena aku bukanlah kriteria dari ibumu. Bagiku, doa ibu yang paling utama. Tak ada kesuksesan tanpa doa seorang ibu. Namun aku tak mau terpuruk dalam situasi ini. Justru itu menjadi penyemangatku untuk terus memperbaiki diri.
Karena aku sadar aku belum punya cukup bekal untuk jadi teman hidupmu.Apa lagi yang harus aku lakukan selain memperbaiki diri dan terus menjadi pengagummu.
****
Maafkan Diriku, Karena Melukaimu Merupakan Dosa Besar Bagiku
Masih teringat jelas dibenakku, kata pepatah yang sering kudengar dan tak sempat memahami makna dari kata tersebut, kecuali hanya sebuah lelucon belaka dan menjadi sebuah pepatah yang tak berarti bagiku. Hingga akhirnya aku baru memahami maknanya, setelah kau mulai berubah.
Bukan salahmu yang mengubah sikapmu, hanya saja aku yang kekanak-kanakan untuk bisa memahami "kode-kode" yang kamu berikan. Bukan salahmu juga, jika kamu ingin mengakhiri hubungan ini. Itu semua kesalahanku yang tidak bisa memahamimu.
Maafkan aku yang terlalu naif, terlalu cuek dan tidak bisa mengerti perasaanmu. Mungkin jika angin bisa bicara, dia akan mencemooh ku bersama rembulan. Bahkan sang mentari yang selalu menghangatkan bumi ini juga akan ikut mencaci maki ku.
Bukan Niat Hati Untuk Melukaimu, Hanya Saja Keegoisanku Membuatmu Terluka Terlalu Dalam.
Sejujurnya kuucapkan, tak ada sedikit pun niat hati untuk melukai perasaanmu. Hanya saja sifat egoisku mengalahkan semua fakta dan sifatmu yang terlalu lembut. Mungkin aku memang tuli, tuli mendengar semua perkataanmu yang penuh kasih sayang.
Atau bahkan aku juga sudah buta dan tak bisa melihat, melihat semua ketulusan yang kamu berikan dengan sepenuh hati. Bahkan seekor semut pun bisa memahami pasangannya, sedangkan aku tak bisa. Mungkin memang semut lebih berarti dibandingkan aku.
Meski Hanya Sementara, Terimkasih Sudah Mengajariku Arti Mencintai Dengan Tulus dan Ikhlas.
Darimu aku belajar mencintai tanpa harus dicintai dan darimu aku belajar mencintai dengan setulus hati. Darimu aku belajar banyak hal, seperti laut yang selalu rindu dengan pantai atau seperti bulan yang tak terpisahkan dengan bintang. Kelak, jika kita bertemu di penghujung jalan dengan pilihan masing-masing. Kumohon jangan membenciku atau tak menatapku, karena bagaimana pun kamu pernah menghiasi hari-hariku.
Tuhan, Jagalah Dia Seperti Malaikat Jibril yang Selalu Menyampaikan Wahyu Kepada Nabi Muhammad
Tak banyak yang bisa kulakukan untuk menebus kesalahanku, hanya doa yang bisa kupanjatkan di sepertiga malam. Aku memohon kepada-Nya semoga kamu bahagia dan terhindar dari semua keburukan duniawi. Meski air mata ini selalu berlinang membasahi pipi, tetap saja dosa yang kulakukan padamu tetap menjadi dosa.