Pernikahan Bukan Mainan, Menikah Jangan Hanya Karena Sekedar Cinta
Olret – Saat kamu memutuskan untuk menikah, sebenarnya landasannya bukan hanya sekedar cinta. Kamu harus mengetahui bahwa kadar cinta itu bisa naik dan turun. Tergantung dari suasana hati dan tingkah laku pasangan. Jadi ingat pernikahan bukan mainan, karena menikah bukan hanya sekedar cinta.
Pernikahan itu bukan sekedar mengenai cinta tapi yang utama adalah komitmen. Betapa banyak pernikahan yang rusak karena yang diperbarui hanyalah cinta bukan komitmen. Pernikahan akan makin berkah jika komitmen makin menguat meski cinta menurun bahkan lenyap
Cinta itu wilayah rasa. Sementara komitmen wilayah logika. Rasa boleh berkurang namun logika harus selalu menguat dalam pernikahan
Logika memahami bahwa pernikahan adalah taqdir. Dan menjalaninya
dengan syukur dan sabar adalah ibadah. Komitmen kita dalam pernikahan diukur sejauh mana komitmen kita dengan Allah ﷻ. Sebab akad nikah dan syahadah sama-sama dikenal sebagai 'ikatan yang kokoh'
Allah ﷻ pengikat jiwa antar pasutri. Sehingga rayuan mesra kepada istri pun tak bisa menjaga keutuhan pernikahan jika hubungan kepada Allah ﷻ tak dipelihara. Penyelesaian utama pada saat konflik pernikahan adalah penyelesaian komitmen bukan cinta. Sebab cinta tak bisa dipaksakan. Tapi komitmen bisa dikuatkan
Perbaikan komitmen pernikahan yakni menyadari bahwa akad nikah adalah janji kepada Allah ﷻ untuk memuliakan istri dan anak. Dan kelak akan ditagih. Penguatan komitmen pernikahan dimulai dari penguatan syahadah dengan ibadah kepada pemilik hati yakni Allah ﷻ
Sebab pernikahan bukan sekedar pelampiasan cinta dan syahwat. Tapi implementasi dari syahadah yakni ibadah
Pernikahan yang tak ada aktivitas ibadah di dalamnya, lebih tepat disebut perkawinan. Kambing, kerbau dan sejenisnya juga bisa melakukannya. Itulah kenapa jika sekedar untuk 'kawin' maka pernikahan tidak butuh komitmen tapi obat kuat dan minuman suplemen
Dalam pernikahan yang tidak didasari komitmen namun mengagungkan cinta maka tampilan fisik itu paling utama. Wajar, Rasulullah ﷺ menjadikan faktor agama sebagai yang utama dalam merencanakan pernikahan. Sebab hanya orang-orang beragama yang siap berkomitmen
Maka saat konflik rumah tangga melanda, tak perlu cari seribu satu cara untuk tumbuhkan cinta. Fokuslah kepada penguatan aqidah sebagai fondasi pembaruan komitmen. Cinta akan terajak dan makin tumbuh tatkala komitmen makin menguat. Sebab cinta adalah makhluk Allah ﷻ yang hadir atas perintah dariNya
Jika ‘terpaksa’ berpisah adalah konsekuensi dari aqidah. Bukan karena cinta yang pupus sudah. Sebab takkan berkumpul dalam sebuah rumah antara ahlul ibadah dan ahlul ma’siyah. Semoga rumah tangga kita senantiasa diikat karena Allah ﷻ bukan atas paras tampan atau cantik dan sebab kemewahan dunia.
Artikel ini sebagian besar merupakan status dari Aqilla Hanna di grup Motivasi Hijrah Indonesia.