Nikah Tak Perlu Mewah dan Ngrepotin Orangtua, yang Penting Sah, Setuju ?
- google image
Olret – Menikah itu memang momen penting yang penuh kesakralan. Momen yang pasti jadi tempat berkumpulnya kebahagiaan, mulai dari kalian sebagai pasangan, orang tua, sanak saudara hingga teman-teman.
Tapi sayang momen ini sering kali jadi ajang menghambur-hamburkan uang. Kebanyakan dari kalian berusaha sekali menggelar acara pernikahan mewah, yang katanya juga ini wujud dari gengsi yang di punya.
Semakin mewah acara tersebut, penilaian baik tentang keluarga kalian pun semakin kuat. Tapi apakah benar esensi nikah itu dilihat dari mewahnya? Bukankah yang paling penting itu sahnya saja.
Menggelar acara mewah memang hak kalian semua, tapi sebelum benar-benar terlaksana. Yuk ketahui dulu alasan nikah dengan modal sah tanpa acara terlalu mewah itu sebenarnya sudah cukup. Coba dipikirkan baik-baik ya!
1] Nikah mewah cuma bisa membuat kalian pusing berbulan-bulan bahkan sampai pesta di gelar dan selesai
Ngurusin sewa gedung lah, ketemu vendor catering lah, fitting baju pengantin lah, sampai urusan nyari-nyari undangan dan suvenir, semua itu bukan hal yang bisa diselesaikan dalam waktu satu bulan. Apalagi kalau engkau ingin acara yang mewah nan sempurna. Nggak heran kalau akhirnya kalian sebagai mempelai merasakan pusing berbulan-bulan memikirkan ini itu.
Kepusingan juga tak lantas berhenti ketika acara pernikahan usai. Kalian nggak bisa memungkiri, jika setelah kemewahan di hari itu engkau dan dia dihadapkan dengan krisis keuangan atau biasa dibilang bangkrut.
Sebab kenyataannya, pesta yang mewah harus dibayar juga dengan hutang yang menumpuk di akhir acara. Sampai detik ini, masih yakin mau bikin acara mewah dengan kondisi keuangan yang pas-pasan? Pikirkan lagi sebelum pusing merajai kepalamu.
2] Karena nikah itu momen sakral yang kadar khidmatnya nggak ditentukan dengan seberapa banyak tamu yang datang
"Nanti kalau nikah aku mau nyebar undangan sampai 200 lebih."
Urusan mengundang memang hak engkau, dia dan seluruh keluarga besar yang punya hajat. Tapi apa iya, diharuskan sekali mengundang tamu banyak hingga ratusan. Bukankah kekhidmatan pernikahan kalian benar terasa ketika yang hadir itu hanya orang-orang terdekat saja. Hangatnya momen sakral tak tergantung dengan seberapa banyak tamu undangan.
Coba bandingkan, kalau yang datang hanya keluarga kalian masing-masing beserta beberapa kerabat saja. Bukan cuma pengeluaran yang lebih hemat, tapi membangun chemistry dua keluarga pun jadi lebih efektif lagi. Berbeda ketika tamu yang datang ke acaramu hampir setiap orang yang engkau kenal, kadang para tamu malah nggak saling kenal dan ngebikin kikuk.
Nikah sederhana nggak membuat engkau menunda ibadah dengan alasan uang modal belum cukup
"Kapan nikah? Iya nih nunggu nikah masal, biar gratisan."
3. Toh mewah atau nggaknya nikah, nggak jadi patokan kehidupan rumah tangga kalian langgeng selamanya.
Nikah di harapan semua orang pastinya sekali seumur hidup. Makanya dari sana juga lahir sebuah anggapan, engkau dan dia harus bisa merasakan jadi ratu dan raja dalam semalam. Nikahan kalian harus di gelar dengan mewahnya.
Padahal kemewahan sendiri belum tentu jadi patokan kelanggengan kehidupan rumah tangga kalian. Percuma juga jadinya, kalau nikahannya sudah mewah tapi ujung-ujungannya malah berpisah.