Buku "Mereka Ada di TIM", Cerita Seniman Cinta dan Benci Taman Ismail Marzuki

Sesi foto bareng seusai peluncuran "Mereka Ada di TIM"
Sumber :
  • Yos Mo - OLRET VIVA

Olret VIVA–Buku "Mereka Ada di TIM" yang dibuat Yon Bayu Wahyono diluncurkan di Taman Ismail Marzuki pada 30 Oktober 2024.

Rekan Setimnya Blak-Blakan Soal Kemampuan Ronaldo Hadir di Piala Dunia 2026

Buku

Photo :
  • Yos Mo - OLRET VIVA

"Mereka Ada di TIM" memuat hasil wawancara yang dilakukan Yon Bayu selama delapan bulan kepada puluhan seniman yang saat ini aktif berkiprah di Taman Ismail Marzuki.

Perpisahan Dengan Ten Hag, MU Memenangkan Pertandingan dengan 7 gol

Yon Bayu menjelaskan bahwa buku yang diluncurkan bukan menceritakan tentang asal muasal Taman Ismail Marzuki, atau tentang tokoh-tokoh yang membesarkan tempat itu. 

Hanya memuat cerita para seniman yang pernah berkegiatan di Taman Ismail Marzuki. Cerita tentang karyanya, kesannya tentang TIM, maupun kritikan kepada birokrat yang mengelola TIM.

Debat Pilgub Jateng 2024 Digelar 3 Kali

Peluncuran Mereka Ada di TIM, Yon Bayu (kiri), Imam Ma

Photo :
  • Yos Mo - OLRET VIVA

Imam Ma'arif dan Aquino Hayunta dari Komisi Simpul Seni Dewan Kesenian Jakarta turut mendampingi Yon Bayu Wahyono di atas panggung dalam peluncuran buku "Mereka Ada di TIM".

Imam Ma'arif mengatakan ide memuat hasil wawancara seniman di TIM adalah sesuatu yang baru, tidak pernah terjadi sebelumnya dalam lingkup literatur di Jakarta. 

Dulu pernah ada penulis yang memuat ringkasan wawancara seniman-seniman di Pasar Senen, tapi dibuat dalam konsep fiksi.

Imam Ma'arif menambahkan, wawancara dengan 50 orang yang cinta dan benci dengan Taman Ismail Marzuki bukan perkara yang mudah. 

Peluncuran buku

Photo :
  • Yos Mo - OLRET VIVA

Bambang Prihadi, Ketua Harian Kesenian Jakarta ikut memberikan kata sambutan dalam peluncuran buku "Mereka Ada di TIM".

Juga ada sesi penyerahan buku dari Perpustakaan Jakarta yang diwakili Dini Dwi Utari kepada Yon Bayu.

Ketua komunitas TIM, Nanang Supriyatin, turut memberikan sambutan singkat. Diselingi dengan pembacaan puisi dari Dian Mariyana. Giyanto Subagio, Agusta Leon Sherry, Shantined, dan Badri Adalah Badru.