5 Tips Mencegah Anak Dari Pergaulan Bebas Dan Hamil Di luar Nikah
- freepik.com
Olret – Beberapa waktu lalu, ramai di berita bahwa ratusan pelajar hamil di luar nikah dan mengajukan dispensasi karena kurang pengawasan orang tua. Na'uzdubillah! Kita sebagai orang tua yang memiliki anak, sangat khawatir dengan berita beredar demikian. Bahkan menjadi was-was akan pergaulan anak-anak kita di luar sana.
Jika ditelusuri apa sih penyebnya? Menurut dr. Zhara Vida, dokter sekaligus pakar parenting dan pernikahan, ada beberapa penyebab dari kejadian tersebut;
- Fitrah seksualitas yang tak terjaga (kurangnya sosok ayah)
- Tidak mempersiapkan masa baligh
- Kurangnya sex education yang benar
- Peran media
- Peran lingkungan dan pergaulan
Lalu, bagaimana kita sebagai orang tua cara mencegahnya? Berikut beberapa tips dari dr. Zhara Vida, yang dapat Ayah Bunda didik untuk anak-anak Anda.
1. Peran Ayah sangat penting
Pertama dan utama karena fitrah seksualitasnya tidak dijaga. Peran Ayah sangat minimal di keluarga dapat mempengaruhi. Wahai para Ayah, tengoklah anakmu! Jangan terlalu sibuk kerja bagai kuda. Uang tidaklah bisa membeli harga dirimu saat anakmu hamil di luar nikah. Uang tidaklah bisa menyogok malaikat saat kau nanti dimintai pertanggungjawaban.
Harusnya usia remaja itu didekatkan dengan lawan gender-nya. Ayah dengan anak perempuan supaya anak perempuan tangki cintanya penuh, tidak perlu mencari-cari pacar dan supaya ayah bisa menjaga anak perempuannya dengan penjagaan yang baik. Begitu pula ibu didekatkan dengan anak laki-lakinya, supaya si anak lelaki bisa memperlakukan perempuan dengan baik dan benar, tidak menjadi playboy dan tidak menghamili anak orang.
Fenomenanya adalah orang tua semangat sekali menjaga anak dan belajar parenting ketika anak masih kecil-kecil. Lalu, saat beranjak besar sudah mulai tidak serajin dahulu. Kemudian saat anak remaja merasa sudah baik, dan akhirnya orang tua kembali mengejar karir lagi. Padahal di usia remaja ini ya masih belum finish juga, alhasil para anak remaja kacau. Mohon diingat! Sejatinya menjadi orang tua adalah belajar seumur hidup, bukan saat anak masih kecil saja.
2. Peran media dan lingkungan
Orang tua perlu ketat dalam hal ini, ini hati-hati sekali ya! Sosmed, iklan-iklan, televisi tentu banyak berbau pornografi. Joget-joget, pakaian mini seakan-akan menjadi sebuah hal lumrah. Untuk itu kita perlu membatasi dengan ketat media ini. Dan juga lingkungan pergaulan perlu dijaga, kita perlu mendekatkan anak dengan atmosfir lingkungan yang sholeh/sholehah dan baik, kita perlu tahu siapa saja temannya. Jadi, yuk awasi sosmed dan teman-temannya!
3. Penanaman sex education yang benar
Penanaman sex education atau tarbiyah jinsiyah yang benar. Jangan merasa tabu membahas ini ya! Kita perlu sekali membekali anak tentang sex education sesuai usianya. Karena seringnya anak tidak berani bertanya ke orang tua dan orang tua canggung menjelaskan ke anak. Alhasil anak mencari informasi di internet yang belum tentu benar, lalu terjebak dalam konten-konten pornografi.
4. Ajarkan rasa malu dan adab bergaul yang benar
Ajarkan rasa malu, menundukkan pandangan, adab bergaul yang benar. Generasi sekarang mulai kehilangan malunya, maka sejak dini tanamkan rasa malu itu, jangan kecil-kecil sudah diajari joget tiktok. Ajari anak menundukkan pandangan; jika bertemu dengan non mahram, jika melihat orang lain membuka aurat, jika melihat orang yang cantik dan ganteng.
Ajarkan adab bergaul laki-laki dengan perempuan, ini sangat penting. Karena kita berada di jaman rangkul-rangkulan adalah hal biasa, bahkan bagi yang sudah menikah. Na'udzubillah! Ketahuilah menyentuh kulit saja bagi non mahram itu tidak diperbolehkan, apalagi merangkul, cipika-cipiki dan lain sebagainya.
5. Ajarkan makna cinta sesungguhnya
Ajarkan makna cinta sesungguhnya, anak remaja hanya tahu cinta itu suka. Suka wajah, suka tubuhnya, lalu menjadi cinta buta dan mengorbankan kesuciannya. Na'udzubillah! Salah kaprah sekali. Ajarkan arti cinta sesungguhnya, bahwa cinta itu adalah karena Allah, cinta pada sesuatu yang membuat semakin taat kepada-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Mari jangan lengah saat anak beranjak remaja, harus semakin waspada. Dan alangkah baiknya sering berdialog dengan anak, agar anak punya bekal ilmu banyak untuk menapaki masa baligh-nya dengan baik.