Apa Itu Eksim? Penyakit yang Bisa Membuat Tak Percaya Diri
- google image
Olret – Eksim, suatu kondisi kulit kronis yang umum, menyebabkan ketidaknyamanan dan iritasi serta sering kali berdampak pada kualitas hidup seseorang. Meskipun tidak ada obat yang pasti untuk menyembuhkan eksim, bukti yang muncul menunjukkan bahwa menerapkan pola makan yang berfokus pada eksim dapat memainkan peran penting dalam mengelola gejala dan meningkatkan kesehatan kulit .
Temukan potensi transformatif dari diet eksim karena diet ini memberi nutrisi pada kulit yang gatal dan meredakan gejalanya.
Hubungan antara pola makan dan eksim telah mendapatkan perhatian yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir ketika para peneliti mengungkap pengaruh besar nutrisi pada berbagai proses tubuh, termasuk fungsi kekebalan dan peradangan.
Seiring berjalannya waktu, menjadi jelas bahwa pilihan makanan tertentu dapat memperburuk atau meringankan gejala eksim, sehingga memberikan arah baru untuk mengendalikan dermatitis atopik selain dari perawatan medis.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi prinsip-prinsip dasar yang mendasari pola makan ramah eksim, mengkaji alasan ilmiah di balik efektivitasnya, dan memberikan pedoman pola makan praktis untuk memberdayakan individu dalam membuat pilihan yang tepat demi kulit yang lebih sehat.
Saat kita menavigasi perjalanan informatif ini, penting untuk diingat bahwa modifikasi pola makan harus selalu dilakukan dengan nasihat medis profesional. Memahami hubungan rumit antara apa yang kita makan dan pengaruhnya terhadap kulit kita dapat membuka kunci alat yang ampuh untuk menangani eksim dan menjaga kesehatan kulit dari dalam.
Apa Itu Eksim?
Eksim, yang secara ilmiah dikenal sebagai dermatitis atopik, adalah suatu kondisi peradangan yang diketahui menyerang orang-orang dari berbagai usia.
Dengan ciri khasnya yang menyebabkan bercak kulit gatal dan meradang, penyakit ini juga disertai kulit melepuh, kering, dan bersisik. Penyakit ini paling sering ditemukan di wajah, tangan, siku, dan di belakang lutut .
Dikutip dari Pinkvilla, menurut Edna Skopljak, seorang MD dan penasihat medis di Health Reporter menyatakan bahwa para profesional medis dan ilmuwan dari seluruh dunia masih belum dapat mengetahui semua penyebab eksim dengan pasti.
Pemahaman umum saat ini adalah bahwa berbagai faktor yang tampaknya tidak berhubungan bekerja sama untuk memicu eksim, bukan satu penyebab tunggal. Berikut beberapa contoh penyebab eksim:
Faktor genetik dan lingkungan.
- Produk yang membuat kulit peka.
- Cacat pada lapisan permukaan kulit yang menyebabkan kulit kehilangan kelembapan alaminya,
- Perubahan fungsi sistem kekebalan tubuh.
Penyebab eksim belum sepenuhnya dipahami, namun faktor genetik dan lingkungan memainkan peran utama dalam memperparah penyakit kronis ini.
Orang dengan eksim sering kali memiliki penghalang kulit yang terganggu, sehingga memungkinkan iritasi dan alergen lebih mudah menembus kulit. Hal ini memicu respon imun, menyebabkan peradangan dan gejala khas eksim.
Kondisi ini biasanya disertai rasa gatal yang parah sehingga menyebabkan orang menggaruk area yang terkena. Sebaliknya, menggaruk memperparah gejala dengan membuat kulit lebih meradang, menebal, dan rentan terhadap infeksi.
Meskipun tidak ada obat untuk eksim, berbagai pendekatan pengobatan bertujuan untuk mengatasi gejala dan meningkatkan kesehatan kulit.
Ini termasuk melembabkan kulit, menghindari pemicu seperti kain atau bahan kimia tertentu, dan menggunakan kortikosteroid topikal atau imunomodulator untuk mengurangi peradangan. Dalam kasus yang parah, obat-obatan mungkin diresepkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa jenis penelitian yang meneliti peran pola makan dalam menangani eksim. Meskipun pemicu pola makan tertentu mungkin berbeda-beda pada setiap individu, makanan tertentu telah dikaitkan dengan timbulnya eksim, seperti produk susu, telur, kacang-kacangan, dan gluten.
Oleh karena itu, menerapkan pola makan eksim yang berfokus pada makanan anti-inflamasi dan kaya nutrisi dapat membantu meringankan gejala dan mendukung kesehatan kulit.
Informasi yang terkandung dalam artikel ini hanya untuk tujuan pendidikan dan informasi dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat kesehatan atau medis. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan lain yang memenuhi syarat mengenai pertanyaan apa pun yang mungkin kamu miliki tentang kondisi medis atau tujuan kesehatan.