12 Efek Samping Buah Kiwi, Reaksi Mengejutkan Bagi Kesehatan
7. Kiwi Dapat Menyebabkan Batu Ginjal
Meskipun ada sedikit bukti yang menunjukkan perkembangan batu ginjal karena kiwi, teori ilmu kedokteran mungkin juga tidak salah. Batu ginjal terbentuk dari kristalisasi asam urat, asam urat, dan oksalat, yang kemudian membentuk massa padat di dalam ginjal.
Oksalat adalah salah satu zat yang juga ditemukan di Kiwi dan banyak makanan lainnya. Ini diketahui berkontribusi pada pembentukan batu ginjal pada beberapa individu.
Namun, ini tidak berarti bahwa setiap orang yang mengkonsumsi Kiwi dapat mengalami batu ginjal; itu tentu tergantung pada banyak faktor lain seperti pola makan, genetika, dan asupan cairan.
8. Kiwi Dapat Menyebabkan Tekanan Darah Rendah
Kiwi mungkin salah satu buah yang paling bergizi. Meskipun penuh dengan vitamin, mineral, dan antioksidan, secara tidak langsung dapat berkontribusi menurunkan tekanan darah pada orang yang sudah minum obat untuk menurunkan tekanan darah.
Dengan kandungan potasium Kiwi yang tinggi, bila dikonsumsi dalam jumlah yang lebih besar dari yang direkomendasikan (2 Kiwi/hari), dapat berinteraksi dengan obat tekanan darah dan mengakibatkan penurunan tekanan secara tiba-tiba.
9. Dapat Meningkatkan Kadar Gula Darah
Kiwi memiliki indeks glikemik rendah, yang artinya rendah gula; Namun, karbohidratnya masih tinggi, yang dapat memengaruhi kadar gula darah. Pasien diabetes perlu berhati-hati saat mengonsumsi Kiwi karena berpotensi meningkatkan kadar gula darah
Sementara buah Kiwi relatif rendah gula dibandingkan dengan beberapa buah lainnya, namun tetap mengandung karbohidrat yang dapat mempengaruhi kadar gula darah. Oleh karena itu, penderita diabetes perlu memperhatikan asupan karbohidratnya, termasuk karbohidrat yang ada dalam buah Kiwi.
Karbohidrat terurai menjadi glukosa selama pencernaan dan meningkatkan kadar gula darah. Oleh karena itu, saat makan Kiwi secara teratur, pasien diabetes perlu memantau kadar gulanya secara terus menerus.
Karbohidrat dalam makanan dipecah menjadi glukosa selama pencernaan, yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Memantau asupan karbohidrat sangat penting bagi penderita diabetes untuk mengelola kadar gula darahnya secara efektif.