Terkadang, Memaafkan Adalah Cara Terbaik Untuk Mengembalikan Kebahagian
- pexel
Olret – Bisikan ego seringkali jadikanmu takluk, membuatmu melihat kesalahan dari sisi yang tidak semestinya hingga membuat hati sulit untuk menerima.
Melupakan jadi pelarian bagimu dari keseluruhan perkara. Ingin rasanya hilang begitu saja, membiarkan masalah ini membias seiring berlalunya waktu.
Mungkin kamu tidak sadar bahwa jalan yang kamu tempuh itu hanyalah bom waktu, yang tak lama lagi akan segera mengingatkanmu dengan pedihnya masa lalu itu. Dan kebahagiaan semu yang baru saja kamu raih itu sirna begitu saja.
Lalu kamu bertanya kesana kemari, berusaha mencari solusi agar masa lalu itu tak kembali lagi, padahal sesungguhnya jika kamu ingin melihat semuanya dengan sudut pandang yang benar, kamu akan segera menyadari bahwa solusinya justru berada di genggaman tanganmu sendiri.
Ya, memaafkan selalu saja menjadi pilihan terberat. Namun di balik itu tersimpan penawar bagi setinggi ego, juga terselip cara terbaik untuk mengembalikan kebahagian hakiki yang telah lama tak singgah di hati.
Maka genggamlah erat tangan dia yang telah menyakiti, berikan maaf sepenuh hati, dan segeralah jemput kembali kebahagiaan yang selama ini tak henti kamu mencari. Semoga kerelaan menjadi cahaya bagi hatimu dan hatinya yang pernah menyakitimu begitu dalamnya.
Jaga Saja Hatimu Dalam Ketaatan Pada Rabb, Maka Semoga Allah Menjaga Dia Dalam Ketaatan Pada-Nya.
Bukan mencekam, sendiri ini hanya mengajarkan kita mencintai waktu. Tentang bagaimana kita menjadikan tiap detik yang berlalu sebagai tumbuh kembang yang indah. Tak hanya untuk raga, tapi juga jiwa. Bukan menyiksa, rindu ini hanya ingin dijaga dengan baik. Bukan dengan temu, apalagi dengan peluk.
Dia ingin dirawat sebagai doa yang melambung tinggi sangat agung di angkasa malam yang sempurna.Mari menjaga rasa. Hingga akhirnya akad menjadi puncak dari penantian rasa. Namun jika tidak, semoga senantiasa ikhlas.
Barangkali Kita Terlalu Mengandalkan Harapan, Lupa Kalau Manusia Tak Mempunyai Kuasa Apapun.
Tuhan, aku terlalu angkuh pada semesta. Menganggap usahaku sempurna. Tak mungkin gagal lagi. Tak mungkin kacau lagi. Karena semua sudah aku persiapkan amat rapi, tanpa cacat sedikitpun; menurutku. Tuhan, tapi kemudian semua skenarioku hancur berantakan. Tak bersisa apapun. Tak lagi bernyawa. Mati. Lenyap. Punah.
Hingga halus mesra maaf-Mu meruntuhkan dinding egoku. Ternyata doaku kurang, sujudku sombong, dan air mataku terlalu kikir untuk jatuh di sepertiga malam yang syahdu. Tuhan, aku lupa. Bahwa manusia tak punya kuasa apapun atas takdir yang terjadi. Betapa kami lemah, sungguh lemah tanpa pertolongan dari Engkau.Tuhan, aku di sini; ingin kembali mencintai Engkau, juga takdir dalam hidupku. Izinkan aku berbenah.
Artikel ini merupakan status instagram dari @menerimasemesta . Jangan lupa untuk follow ya untuk update terbaru.
Olret – Bisikan ego seringkali jadikanmu takluk, membuatmu melihat kesalahan dari sisi yang tidak semestinya hingga membuat hati sulit untuk menerima.
Melupakan jadi pelarian bagimu dari keseluruhan perkara. Ingin rasanya hilang begitu saja, membiarkan masalah ini membias seiring berlalunya waktu.
Mungkin kamu tidak sadar bahwa jalan yang kamu tempuh itu hanyalah bom waktu, yang tak lama lagi akan segera mengingatkanmu dengan pedihnya masa lalu itu. Dan kebahagiaan semu yang baru saja kamu raih itu sirna begitu saja.
Lalu kamu bertanya kesana kemari, berusaha mencari solusi agar masa lalu itu tak kembali lagi, padahal sesungguhnya jika kamu ingin melihat semuanya dengan sudut pandang yang benar, kamu akan segera menyadari bahwa solusinya justru berada di genggaman tanganmu sendiri.
Ya, memaafkan selalu saja menjadi pilihan terberat. Namun di balik itu tersimpan penawar bagi setinggi ego, juga terselip cara terbaik untuk mengembalikan kebahagian hakiki yang telah lama tak singgah di hati.
Maka genggamlah erat tangan dia yang telah menyakiti, berikan maaf sepenuh hati, dan segeralah jemput kembali kebahagiaan yang selama ini tak henti kamu mencari. Semoga kerelaan menjadi cahaya bagi hatimu dan hatinya yang pernah menyakitimu begitu dalamnya.
Jaga Saja Hatimu Dalam Ketaatan Pada Rabb, Maka Semoga Allah Menjaga Dia Dalam Ketaatan Pada-Nya.
Bukan mencekam, sendiri ini hanya mengajarkan kita mencintai waktu. Tentang bagaimana kita menjadikan tiap detik yang berlalu sebagai tumbuh kembang yang indah. Tak hanya untuk raga, tapi juga jiwa. Bukan menyiksa, rindu ini hanya ingin dijaga dengan baik. Bukan dengan temu, apalagi dengan peluk.
Dia ingin dirawat sebagai doa yang melambung tinggi sangat agung di angkasa malam yang sempurna.Mari menjaga rasa. Hingga akhirnya akad menjadi puncak dari penantian rasa. Namun jika tidak, semoga senantiasa ikhlas.
Barangkali Kita Terlalu Mengandalkan Harapan, Lupa Kalau Manusia Tak Mempunyai Kuasa Apapun.
Tuhan, aku terlalu angkuh pada semesta. Menganggap usahaku sempurna. Tak mungkin gagal lagi. Tak mungkin kacau lagi. Karena semua sudah aku persiapkan amat rapi, tanpa cacat sedikitpun; menurutku. Tuhan, tapi kemudian semua skenarioku hancur berantakan. Tak bersisa apapun. Tak lagi bernyawa. Mati. Lenyap. Punah.
Hingga halus mesra maaf-Mu meruntuhkan dinding egoku. Ternyata doaku kurang, sujudku sombong, dan air mataku terlalu kikir untuk jatuh di sepertiga malam yang syahdu. Tuhan, aku lupa. Bahwa manusia tak punya kuasa apapun atas takdir yang terjadi. Betapa kami lemah, sungguh lemah tanpa pertolongan dari Engkau.Tuhan, aku di sini; ingin kembali mencintai Engkau, juga takdir dalam hidupku. Izinkan aku berbenah.
Artikel ini merupakan status instagram dari @menerimasemesta . Jangan lupa untuk follow ya untuk update terbaru.
Terima Kasih Atas Segalanya. Meski Tak Seberapa, Aku Hapal Beberapa Kisah Kita.
Kepada masa lalu, terima kasih atas segalanya. Meski tak seberapa, aku hapal beberapa keping kisah kita. Bukankah belajar pada kesalahan dan kebaikan diri masa lampau boleh-boleh saja? Maka dalam hening perjalanan ini, sesekali izinkanlah aku mengetuk secara sembunyi kenangan itu. Kenangan yang kemudian mengajarkan aku arti berpindah. Berhijrah.
Atas segala salah yang kucipta pada masa lalu, maafkanlah setiap sentinya. Berikanlah ruang yang meski tak seberapa, untuk memberiku kesempatan menjadi sahabat baikmu. Semoga luka hatimu kian terobati. Doakan aku agar ketabahan senantiasa menetap di hatiku.
Kini Apa Kabar Hatimu? Adakah Allah Masih Menjadi Nomor Satu di Hatimu?
Hai.. Masihkah ada senyum diwajah indahmu shalihah? Apa kabar dengan hatimu hari ini? Adakah Allah masih menjadi nomor satu dihatimu? Aku harap jawabanmu adalah "iya" Karena jika tidak, akupun akan turut bersedih untuk itu. Aku berharap semua lebih indah setelah luka yang menghiasi wajah indah itu, Aku berharap semua lebih menenangkan selepas penat yang selama ini kau rasa.
Apa kabar dengan hatimu? Apa kabar dengan imanmu? Allah senantiasa menjaga ya, Doaku akan selalu untukmu shalihahku.