Ajari Aku Menyembukan Luka, Biar Ku Ajari Kamu Mencintai Dengan Tulus
Ada yang menunggu. Bertahun-tahun lamanya. Ada yang diizinkan bersatu dalam waktu sesingkat-singkatnya. Di titik manapun kamu, tetaplah taat, saliha. Berjalanlah dan lihatlah di sekelilingmu betapa karunia Allah sangat luas, banyak, dan tanpa batas. Di dalamnya kamu akan merasa kecil dan bertambahlah alur syukur untuk segala kesempurnaan dan kesempatan dari-Nya untukmu, untuk kita.
Bersahabat itu laksana membentangkan sebuah layar di tengah deru angin lautan. Kadang kencang bergerak, beberapa kali ada pula yang tercabik sebab badai dan ujian tak terbendung. Andai iman menjadi obatnya, tak akan ada celah kekecewaaan.
Andai iman menjadi tali pengikatnya, tiadalah air mata kesedihan mengalir dan larut membenamkan kata-kata cinta. Walau tak mudah, mari menjaga ikatan persahabatan dalam jalinan ukhuwah karena Allah. Ada jannah menunggu kita.
Sedikit Demi Sedikit Cahaya Jiwamu Mulai Meredup. Tak Usah Takut Padam, Allah Selalu Ada Untuk Menumpahkan Cahaya Cinta Bagi Jiwamu.
Perempuan itu mempercepat langkah kakinya. Gerimis tik tik tik tik merintik secepat degup jantung. Ia kembali diuji. Di hadapan kini terbuka takdir-takdir untuknya. Perempuan yang sedang mengembangkan payung motif dedaunan itu bertekad untuk kembali memilih. Pilihan terbaik setelah istikharah-istikharahnya melangit.
Dalam ketidaktahuan kami, Engkau hadir dalam pesan terbaik: Kitab suci umat Islam. Kami kemudian yakin bahwa perjalanan di dunia hanya sebentar. Tak lebih dari sekadar kesenangan semu. Gapapa, jiwa. Allah udah nyiapin yang terbaik untukmu. Jika tak sebentuk insan, akan sangat mungkin dering kematian. Bersiaplah, saliha.
Ya Allah, maaf jika masih sering diri ini menunda hal-hal yang semestinya bisa kulaksana. Bersabarlah dan ambillah sisi-sisi kebaikan yang sekiranya bisa kamu jadikan pelajaran dari masa lalu. Semangat, ya saliha! Ada Allah.