Aku Hanya Melihat dengan Sorot Kagum Padamu

Ilustrasi Menunggu
Sumber :
  • Pexels/Quốc Bảo

OlretMenunggu memang bukanlah hal mudah. Banyak kesakitan dan kesedihan yang dilalui hingga membuat seseorang ingin segera menyudahi semuanya.

Bergelung dengan pikiran hingga akhirnya lupa menyapa. Sudah berapa banyak waktu yang terlewat begitu saja. 

Hai, Aku Di Sini

Hai, apa kabar? Sapaku.

Diam menjadi pilihanmu

Kulihat dan menunggu, balasan yang tak kunjung datang

 

Hai, ada apa? Lagi-lagi aku menyapa

Mengatupkan bibir menjadi pilihanmu

Menjalin jari sambil menatap bumi belum jemu bagimu

 

Hai, aku di sini

Kepalamu sedikit terangkat

Mengerjap dan membuka mulut meski hanya desis angin yang kutangkap

Tidak masalah

Aku paham

 

Ayo coba lagi, bersuara lagi

Dunia tak selamanya buruk

Ada segelintir mereka yang membawa frekuensi berbeda

Aku pastikan, mereka bukan orang biasa

Mereka ... lebih dari sekedar baik

 

Hingga Akhirnya, Aku Hanya Melihat dengan Sorot Kagum Padamu

Kulihat potongan-potongan kisah

Tertinggal dalam gambar demi gambar

Ternyata, waktu sudah bergulir demikian cepat

Ternyata, sudah begitu banyak yang terlewati

 

Kulihat sepenggal sejarah dari ruang cakap kita

Kita telah terbentang begitu jauh

Aku telah menutup mata

Dengan semua yang kau torehkan

 

Kedatangannya membawa haru

Uluran tangan pengabul pinta

Hati yang lembut kian luluh

Mendamba sebuah kata

Percikan harap yang tak pernah padam

 

Kedatangannya membawa haru

Tak kutahu, tak kuduga

Kini, sayatan luka kian mengering

Bahkan kumelupa pernah tergores

 

Kakiku kian kuat

Tidak hanya menopang, tetapi juga berlari

Membawa sejuta mimpi

Mengangkasa bersama

Mencipta kata kita dan selamanya

 

 

Hingga akhirnya, aku hanya melihat dengan sorot kagum, padamu

Saat ini

Dari sini

Jika memang benar demikian

 

Tuhan seperti sedang menggenggam tanganku, asaku

Melepas ingin dengan cara yang membuatku terpana

Dan melupakan pilu begitu saja

 

Seoalah sebelumnya, semua itu tidak pernah terjadi

Seolah sebelumnya, air mata itu tidak pernah rebas

Seolah sebelumnya, pundakku selalu kokoh

 

Nyatanya, merengkuh kasihMu membuatku hidup

Hingga hari ini, kutitipkan sebuah pinta untukku, untuknya

Hingga hari ini, kurajut harap dalam setiap munajat

 

Tuhan, terima kasih