Aku Aku Mengecap Hampa

Ilustrasi Pasangan
Sumber :
  • Pexels/João Jesus

Olret – Rindu terkadang datang tidak mengenal orang dan waktu. Perasaan ini bisa menghampiri siapa saja tanpa permisi.

Ketika perasaan ini datang, jangan tolak tetapi rasakanlah kerinduan itu. Karena sama seperti perasaan yang lain, rindu juga lumrah dirasakan semua orang 

Aku Mengecap Hampa 

Nyaris sepekan, ruang cakap kami kosong

Tanpa salam

Tanda canda

Tanpa rupa

Semua ini menghadirkan kenormalan yang

menyenangkan

 

Namun terkadang, aku mengecap hampa Ada ruang-ruang kosong yang diisi oleh denting minor bernamakan kerinduan

Entahlah, aku juga bingung

Netraku menyisir sekeliling

Dan aku tidak menemukanmu dimana pun

Baiklah, aku memilih merebah

 

Kantuk memang terkadang terlalu kurang ajar Mungkin karena paru-paruku sering berulah hingga membuatku sesak

Lemah memaksaku untuk tidur lebih banyak

Hingga saat itu, aku tersentak dengan rasa nyeri yang membuatku terbelalak

Semua rasa sakit ini memanggilmu Kau pun datang dan memberiku oksigen Mengenyangkan paru-paruku yang kembali berulah

 

Dalam gulita kami saling mengulang nada-nada mayor

yang mengadiksi

Suara itu mengalun di bawah deru 80 Km/Jam Melesat dari satu tempat ke tempat lain Hingga kami kembali ke rumah

Membagi tau sebuah rahasi besar

Ya, kami masih saling merengkuh, menyesap aroma malam tanpa berniat saling melepas

Berkedok Gila

Dengan berkedok gila, mereka berteriak kesetanan

Lebih daripada itu, kuku runcingnya mulai mencakar-cakar

Dengan berkedok gila, semua seolah lumrah dan halal

Dinding-dinding tergores menyisakan suara ngilu

Dengan berkedok gila, mereka menyeretku ikut serta

Tidak! Jangan mendekat! Jangan sentuh aku!

Tawa iblis menggema tanpa bisa kucegah Seluruh energiku tersedot hingga nyaris di titik nol

Jangan, jangan datang!

Pergi!

Jika kau muak, maka aku lebih muak!

Jika kau murka, aku menjadi lebih murka!

Dengan berkedok gila, mereka kembali tertawa bersama fana