Never Let Me Go The Series Episode 3 : Musuh Dalam Selimut

Never Let Me Go The Series Episode 3
Never Let Me Go The Series Episode 3
Sumber :
  • GMMTV

OlretNever Let Me Go The Series Episode 3 mengisahkan Nuangdiao yang di bully kembali oleh salah satu teman yang selalu memperhatikannya. Dia adalah Phum, bahkan Phum rela menghajar dan mengambil barang milik Nuangdiao untuk balas dendam. Lantas apa sebenarnya yang membuat Phum begitu benci kepada Nuangdiao?

Never Let Me Go The Series diperankan oleh Phuwin Tangsakyuen, Pond Naravit Lertratkosum, Nat Sakdatorn, Chimon Wachirawit Ruangwiwat, Organ Rasee Wacharapolmek, Perth Tanapon Sukumpantanasan, Pawin Kulkaranyawich, Fluk Pisith Nimitsamanjit, June Wanwimol Jaenasavamethee, Panadda Ruangwut dan masih banyak lainnya.

Never Let Me Go The Series Episode 3 : Musuh Dalam Selimut

Never Let Me Go The Series Episode 3

Never Let Me Go The Series Episode 3

Photo :
  • GMMTV

Setelah kematian ayahnya, Nuangdiao selalu mendapatkan perlakuan buruk dari teman-temannya. Bahkan banyak yang sangat benci kepadanya dan begitu juga dengan keluarganya. Nuangdiao sangat kaget melihat fotonya yang sedang di tempel dan dianggap sebagai orang yang curang.

Dia pun sebenarnya mengetahui bahwa orang yang melakukan tersebut adalah Phum namun tetap sabar dan berteman dengannya. Sehingga akhirnya, Phum menjelaskan bahwa banyak kerugian yang dialami oleh keluarganya karena ibu Nuangdiao yang membatalkan kontrak dengan perusahaan mereka.

Di lain sisi, paman dari Nuangdao juga mengancam ibunya untuk memberikan sebagian bisnis mereka kepadanya dan mengatakan bahwa anaknya orang yang lebih pantas di banding Nuangdao.

Di hari lainnya, Nuangdao yang memainkan piano pun sangat bahagia. Dan tak disangka, Ben yang juga disana memperingati Palm, bahwa dia tak perlu selalu bersama Nuangdao karena dia hanya pembantunya. Palm hanya diam saja mendapatkan perlakuan kasar dari Ben.

Sehingga akhirnya Mackie datang menghampiri mereka berdua dan mengajak Palm untuk berdansa. Meski awalnya dia menolak, namun akhirnya dia terpaksa untuk berdansa. Ben pun mengajak Nuangdao berdansa dan terjadi saling tatap dan rasa cemburu. Sehingga akhirnya mereka pun pulang ke rumah.

Ke esokannya harinya setelah sekolah, Nuangdao pun latihan menembak kembali dan kali ini ditemani Palm. Palm yang jauh lebih jago membuat Nuangdao bertanya, apa yang membuatnya selalu membidik tepat sasaran. Dia pun mejawab, dia membayangkan orang yang akan dia selamatkan.

Halaman Selanjutnya
img_title