Pura-pura Bahagia Untuk Menutupi Depresi, Gejala Smiling Depression?

- pixabay.com/id/users/alavendova
Olret – Beberapa banyak orang yang dikenal terlihat bahagia, tapi sebenarnya mereka sedang berjuang dengan pikiran dan perasaan depresi yang mereka sembunyikan dari orang lain.
Beberapa banyak juga yang diketahui menunjukkan “wajah bahagia” seakan-akan baik-baik saja, tapi sebenarnya sedang tidak baik-baik saja. Atau mungkin kamu sendiri yang mengalaminya?
Selama ini kebanyakan diketahui, orang yang depresi itu pasti terlihat mengurung diri, tidak mau berinteraksi, terus menerus menunjukkan kesedihan. Tetapi, tidak dengan mereka yang alami Smiling Depression.
Mereka yang mengalami “smiling depression” mungkin terlihat seperti tidak punya alasan untuk bersedih hati, karena terlihat punya kerjaan, rumah, anak-anak atau pasangan.
Mereka tersenyum ketika kamu sapa dan bisa mengobrol tentang hal-hal yang menyenangkan. Tetapi, dalam dirinya dia sedang berjuang dengan kesedihan yang panjang.
Sederhananya, mereka seperti sedang mengenakan topeng ke dunia luar sambil menjalani kehidupan yang terlihat normal dan aktif.
Padahal, hal ini tidak bisa dianggap ringan karena akan beresiko memperparah depresi yang dialaminya. Jadi, siapapun yang mengalaminya atau mengetahui orang terdekat mengalaminya, sangat perlu dukungan serta bantuan dari professional mental health.
Ada ragam alasan pribadi yang membuat seseorang menyembunyikan depresinya. Berikut kenali gejala dan penyebab “smiling depression” menurut psikolog Irma Gustiana A.
Berpura-pura tersenyum dan bahagia untuk menutupi depresi yang dialami.
Mereka berusaha meyakinkan orang lain, bahwa mereka sedang baik-baik saja walaupun sebenarnya tidak. Perlu untuk disadari, bahwa depresi mempengaruhi setiap orang secara berbeda dan memiliki berbagai gejala.
Yang paling menonjol adalah kesedihan yang mendalam dan berkepanjangan. Gejala klasik lain yang umumnya dirasakan perubahan nafsu makan, berat badan dan waktu tidur.
Merasakan juga kelelahan, putus asa, kurangnya harga diri dan harga diri yang rendah. Dalam beberapa hal juga kehilangan minat dan kesenangan dalam melakukan hal-hal yang pernah dinikmati.