7 Menu Makanan Tinggi Sodium yang Membahayakan Tubuh Tanpa Disadari

Menu Makanan Tinggi Sodium
Sumber :
  • sanook

Olret – Natrium atau rasa asin dari makanan itu penjahat lain yang menyakiti tubuh lebih dari yang kamu kira. Bukan hanya penyakit ginjal tetapi juga mempengaruhi penyakit berbahaya lainnya yang ditemukan pada kebanyakan orang Asia.

Gol 'Kotor' Supachok Jadi Nominasi Teratas Terbaik di Final Piala AFF 2024

Seperti tekanan darah tinggi dengan hingga 10 juta orang Thailand menderita penyakit ini. Selain itu, dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner dan risiko serangan jantung. Jantung iskemik hingga pecahnya pembuluh darah di otak yang bisa menyebabkan kematian atau menjadi kelumpuhan-kelumpuhan juga.

Dilansir dari Sanook, menurut Dr. Thidakarn Rujipattanakul atau Dr. Ping, spesialis dermatologi dan pengobatan anti penuaan Rumah Sakit Samitivej Sukhumvit mengidentifikasi menu makanan yang tampaknya tidak terlalu asin, tetapi sebenarnya mengandung natrium dalam jumlah tinggi yang dapat membahayakan ginjal di masa mendatang.

Jutaan Orang Berbondong-Bondong Turun ke Jalan untuk Merayakan Kemenangan Vietnam di Piala AFF 2024

Menu Makanan Tinggi Sodium

Photo :
  • sanook

7 menu makanan tinggi sodium yang membahayakan tubuh tanpa disadari menurut Dr. Thidakarn Rujipattanakul

  1. Roti
  2. Sup kari
  3. Jus tomat
  4. Ikan kaleng
  5. Pizza
  6. Daging olahan
  7. Deli Beku
Pelatih Kim Sang Sik Menari Hip-Hop yang Sangat Keren Setelah Vietnam Memenangkan Kejuaraan

cara mengurangi natrium dari makanan

  1. Periksa informasi nutrisi sebelum setiap kali makan. Jangan mengonsumsi lebih dari 2.000 miligram sodium per hari.
  2. Kurangi bumbu makanan dengan berbagai saus, termasuk garam.
  3. Minimalkan konsumsi kaldu dan sup.
  4. Kurangi konsumsi makanan pedas Makanan fermentasi - makanan yang diawetkan, makanan olahan, makanan siap saji, makanan kaleng, makanan beku, makanan ringan siap saji
  5. Minum air putih yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Informasi yang terkandung dalam artikel ini hanya untuk tujuan pendidikan dan informasi dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat kesehatan atau medis. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan lain yang memenuhi syarat mengenai pertanyaan apa pun yang mungkin kamu miliki tentang kondisi medis atau tujuan kesehatan.