Kreasi Masakan Vs Menjaga Resep Tradisional Sebagai Warisan Menu Kuliner Indonesia
Olret –Beberapa waktu lalu viral Siska Kohl yang memasak gulai yang dengan daging utama lobster, semakin terasa aneh ketika dicampur dengan matcha dan keju. Masalahnya, kreasi masakan tersebut kemudian disemprot oleh pakar Kuliner Indonesia, Sisca Soewitomo.
Selain itu, pernah juga viral daging babi yang dibuat rendang dan mendapatkan sindiran negatif dari warganet Indonesia, hingga usahanya tutup.
Siska Kohl maupun pembuat rendang babi dianggap mempermainkan masakan dan tidak menjaga keotentikan menu kuliner asli Indonesia dengan kreasi masakannya yang dianggap nyeleneh. Nah hal ini memunculkan pertanyaan, seberapa pentingkah resep tradisional harus dijaga?
Resep Tradisional Indonesia Sebagai Warisan Menu Kuliner Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan warisan cita rasa yang kaya. Setiap daerah memiliki ragam kulinernya sendiri, yang melekat dengan ekosistem kebudayaan lokal dan bahkan memiliki nilai atau makna khusus bagi masyarakatnya. Sejak dahulu, kuliner di Indonesia bukan sekadar makanan, tapi adalah ekspresi kehidupan itu sendiri.
Bahkan kuliner sebagai warisan merujuk pada makanan dan minuman tersebut juga mewakili sejarah, tradisi, dan budaya dari suatu daerah atau komunitas. Hidangan ini sering kali diwariskan dari generasi ke generasi dan memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi. Sehingga perlu untuk dikenal, dilestarikan dan dikembangkan supaya budaya yang tidak ternilai harganya tidak hilang lenyap karena masuknya budaya asing.
Nah salah satu cara mewariskannya adalah dengan kegiatan masak memasak di dalam lingkup keluarga. Seorang Ibu akan mengajarkan anaknya memasak rendang, nasi liwet, rawon, pempek maupun gudeg. Dan anak akan menerima dan menyimpan pengetahuan itu dalam pikirannya.