Part 7 : Teror Pasangan Pendaki Mistis di Gunung Ciremai

Pendakian Gunung Sumbing via kaliangkrik
Sumber :
  • ngayap.com

Didepanku nampak gundukan tanah. Sebuah kuburan lagi. Aku terjatuh karena menghindari kuburan ini yang tiba-tiba muncul ditengah kabut. Sedetik bulu kudukku meremang, takut jika ternyata aku cuma berputar-putar ditempat. Tapi sekilas pandang aku langsung lega, ini bukan kuburan baru. Ini kuburan yang berbeda. Nisannya dari batu yang sudah dipenuhi lumut.

Lebih Baik Ditinggalkan, Daripada Dipertahankan Tapi Serasa Diasingkan dan Tidak Dihargai  

Dengan pelan aku bergeser mendekat. Aku bersembunyi dibalik batu nisan. Dari baliknya, dengan ketakutan aku mencari-cari sosok yang mendekat, tapi yang nampak hanya kabut. Kesempatan ini kugunakan untuk mengatur nafas dan menenangkan riuh detak jantungku. Dengan pelan kusentuh kantong celanaku, khawatir jika pembalut itu jatuh, tapi benda itu masih disana.

Kepakan sayap terdengar lagi, dan tiba-tiba dari balik kabut Gagak hitam itu muncul dan langsung mendarat dibatu nisan diatas kepalaku.

Aku kaget setengah mati, menghindar berguling menjauh. Gagak itu diam disana seakan tak peduli. Dia mengembangkan sayap hitamnya dan mulai mematuk-matuki sayap itu. Aku masih mengawasinya waspada. Berbagai kejadian malam ini mengajarkanku, apa pun bisa terjadi. Leherku kaku, tapi aku tak ingin mengalihkan pandangan dari burung ini.

Perjalanan Cinta Jung Kyung Ho dan Sooyoung SNSD, 12 Tahun Pacaran, Akankah Menikah?

Aku meyakinkan diri agar siap jika burung itu berubah menjadi Kuntilanak atau setan apapun. Tapi burung itu sama sekali tidak mempedulikanku. Dia mengepakkan sayapnya lalu turun ke atas pusara kuburan itu. Paruhnya mematuki lumut yang tumbuh subur menutupi nisan.

Sesuatu melintas dipikiranku. Pelan kudekati batu nisan berlumut itu. Dengan tangan gemetar kucabut perlahan lumut-lumut yang nampaknya sudah tumbuh di batu nisan ini bertahun-tahun tanpa pernah dibersihkan. Ketika kutarik, akar-akar serabutnya juga menarik lepas serpihan semen. Batu nisan ini sudah sedemikian rapuhnya. Cahaya bulan terlalu lemah untuk membantuku melihat apa yang terpahat di nisan ini, jadi aku menempelkan jariku, berusaha membacanya dengan tangan.

4 Hal Yang Akan Membuatmu Sadar, Bahwa Kamu Tak Berjuang Sendiri

Huruf pertama yang terbaca adalah huruf M, berikutnya tanpa susah payah aku mengenali huruf O. Aku kesulitan mengenali huruf berikutnya, pahatannya sudah aus, guratan hurufnya agak samar, apakah huruf..... K

Halaman Selanjutnya
img_title