Kepala burung itu bergerak-gerak. Matanya yang hitam seakan melihat padaku. Lalu tiba-tiba dia berkaok dengan kencang dan terbang kearahku. Aku berteriak ketakutan sambil
Dan bau bunga kantil itu datang lagi. Dengan kedua tangan aku menyeret tubuhku kesamping, kakiku sudah benar-benar lemas. Tujuanku secepatnya bersembunyi dibalik tirai
Tiba-tiba dengan mendadak angin berhenti berhembus. Tidak ada bunyi apapun, seakan-akan seluruh hewan malam mendadak bersembunyi. Suasana wingit semakin terasa.
Jantungku bergemuruh kencang ketika bau pandan tersebut kian mendekat. Kakiku bagai tertancap ditanah. Mataku bergerak liar mencari sosok yang bahkan abang ini
Rupanya ibu tua yang terus-terusan menjaga Ayu di Cibunar itu namanya Mak Ncep. Aku memang sama sekali tidak bertanya nama Ibu tua itu, juga bapak yang menjagaku.
Entah berapa lama aku lari tanpa mempedulikan jalan yang mulai menanjak. Bayangan Nyai Kembang yang menyeringai sungguh menerorku. Hingga akhirnya aku tersungkur