Pendakian Gunung Merbabu Via Selo Lengkap Dengan Vidoe Perjalanan

Puncak Kenteng Songo
Sumber :
  • Viva/Idris Hasibuan

OlretGunung Merbabu merupakan salah satu gunung yang paling banyak didaki oleh para pendaki. Menawarkan dua sabana sekaligus, dua puncak sekaligus dan kegagahan gunung merapi juga selalu menemani langkah dari pos 3 sehingga sabana 2.

Elly Sugigi Bahagia Berenang Bersama Kiki Farrel, Cinta Bersemi?

Seperti kali ini, akhirnya Olret Liburan berhasil mendaki Gunung Merbabu Via Selo dengan selamat. Bukan hanya itu, dalam pendakian ini banyak kisah haru, pengalaman yang tak terlupakan, teman seperjalanan yang berjuang bersama hingga tangis pendaki di puncak karena rasa syukur atas keagungan yang diciptakan oleh Allah.

Lantas bagaimana kisah pendakian Gunung Merabu kali ini? Seperti biasa, kali ini Olret masih setia dengan Bogor Ih (bogor Indonesia halan-halan), salah satu jasa penyedia trip yang membuat kamu ketagihan. Jika gak percaya, coba saja sendiri ya!

Jakarta Menuju Selo, Perjalanan Panjang yang Melelahkan Namun Terbayar Dengan Keramahan di Basecamp

Akan Ada Saatnya Semua Sedihmu Jadi Bahagia dan Kenangan Pahit Jadi Pelajaran Berharga

Gerbang Pendakian Gunung Merbabu

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Setelah semua berkumpul di Cawang Uki, kami pun berdoa kepada sang pencipta. Setiap doa yang terucap dari bibir ini, hanya ingin diberikan keselamatan dan kesehatan hingga akhirnya kembali ke Jakarta dan berkumpul bersama keluarga kembali.

Berbahagia dan Bersedih Sewajarnya, Karena Hidup Allah Ciptakan Untuk Disyukuri Bukan Diratapi

Waktu berlalu begitu cepat, travel yang kami tumpangi pun akhirnya tancap gas, di mulai dari jalan tol yang tidak begitu ramai hingga akhirnya melaju menuju arah tujuan. Awalnya, semua mengobrol santai dengan tema pembicaraan masing-masing.

Namun seiring berjalannya arah jarum jam, semakin lama berputar semakin malam pula akhirnya. Tak terasa semua pun akhirnya tidur dengan tenang, meski ada sebagian yang pura-pura tidur dan sekuat tenaga memejamkan mata.

Singkat cerita, akhirnya kami pun sampai di Basecamp Selo sekitar jam 7 lebih. Udara dingin yang sejuk, suara riuh para pendaki dan lalu lalang pendaki yang baru datang menjadi pemandangan indah di pagi ini.

Kami pun istirahat sejenak untuk memulihkan tenanga, kemudian mandi dengan air sedingin es dan tentu saja sarapan. Untuk sarapan sendiri bisa dengan nasi goreng atau mie instan. Dan satu hal yang pasti, jangan lupa memesan teh manis hangat untuk memulihkan tenaga ya!

Dimulai Dengan Rapalan Doa dan Berfoto Bahagia di Tugu Selamat Datang. Akhirnya, Pendakian Gunung Merapi Via Selo Ini Pun Resmi Dimulai.

Pendakian Gunung Merbabu

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

"Base Camp menuju pos 1 menghabiskan waktu kurang lebih 90 menit sampai 120 menit dengan jarak 1.770 meter"

Setelah selesai dengan urusan masing-masing, kami pun akhirnya memilih untuk melanjutkan perjalanan. Namun langkah kaki kami terhenti seketika, karena tak lengkap rasanya perjalanan ini sebelum mengabadikan momen-momen bahagia para pendaki.

Momen dimana senyum masih terukir apik, dimana canda tawa masih menjadi gurih dan tentu saja kekompakan bersama masih menjadi nomero uno. Selepas berfoto ria, kami pun dibagi menjadi tiga bagian.

Bagian pertama mengikuti porter yang membawa tenda, bagian kedua bersama dengan mimin Bogor Ih dan bagian ketiga bersama dengan swiper (aka bang Satria).

Awalnya semua berjalan lancar, dimulai dengan menaiki sedikit anak tangga lalu kemudian jalur yang datar. Setelah berjalan sekitar 15 menit, jalur pun mulai sedikit menanjak namun masih mudah dilalui.

Kaki melangkah demi selangkah, jalurnya pun masih bersahabat dengan kaki para pendaki. Cuaca yang awalnya cerah kini mulai menunjukkan awan, sedikit demi sedikit berubah menjadi gerimis.

Pos 1 Gunung Merbabu Via Selo

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Kami pun tak memiliki pilihan lain, selain menggunakan jas hujan yang sudah kami siapkan. Setelah memakai jas hujan dan kami pun sudah mulai banyak terpisah. Di tengah gerimis dan udara yang semakin dingin, kami pun masih berjuang untuk menuju pos 1.

Di tengah hujan, kami pun melangkahkan kaki lebih hati-hati, jalanan yang mulai basah kini juga bisa menjadi sangat licin. Tak terasa, kami sudah melangkahkan kaki lebih dari 1 jam di bawah guyuran hujan.

Kini aku dan hanya bertiga yang menjadi segerombolan karena sudah terpisah dengan gerombolan lainnya. Kami pun sampai di pos 1 jam 11.34 wib.

Pos 1 Hingga Pos 2 Dengan Jarak 989 Meter Melewati Simpang Macan Dengan Guyuran Hujan

Menuju Pos 2 Gunung Merbabu

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Kami masih tetap setia melangkahkan kaki perlahan demi perlahan, langkah kaki pun mulai melambat karena tubuh yang mulai lelah. Dari pos 1 menuju pos 2 jalur awalnya masih santai dan mudah dilewati.

Sesekali kami beristirahat dan menyandar ke pohon yang ada karena memang rasa lelah sudah mulai semakin terasa. Cuaca yang semakin tak bersahabat masih setia menjadi teman perjalanan.

Kami pun mulai menghitung satu per satu tiang yang ada di setiap jarak 100 meter yaitu tiang "HM". Setelah berjalan lebih dari 60 menit, jalanan pun mulai menunjukkan jalur yang sebenarnya.

Track panjang dan tanjakan pun mulai menjadi teman perjalanan yang tak bisa lagi dikendalikan. Rasa lelah menyatu dengan rasa kantuk, tak ada keinginan untuk minum sama sekali karena udara yang sangat dingin.

Menuju Pos 2 Gunung Merbabu

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Bahkan hujan masih saja setia menghantui meski insetitasnya semakin berkurang. Hingga akhirnya, kami pun sudah mulai melihat pos 2 setelah berjalan kurang lebih 110 menit.

Pada akhirnya, cuaca pun kembali bersahabat dan memberikan sedikit cahaya meski tak begitu cerah. Tapi setidaknya, kami bisa membuka jas hujan yang kami pakai. Oh, iya di pos 2 ini juga menjadi tempat kami menyantap makan siang yang sudah kami pesan di basecamp.

Pos 2 Pandean Menuju Pos 3 Batu Tulis - Jarak 603 Meter yang Penuh Tanjakan, Sungguh Nyali dan Ketekunan Mulai Di uji

Pos 3 Gunung Merbabu via selo

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Setelah nasi goreng menyatu dengan perut, tenaga pun kembali tersedia meski tak banyak. Kami pun memutuskan kembali berjalan dengan pelan, karena memang berjalan dengan cepat menjadi hal yang tak mungkin.

Selangkah demi selangkah, jarak antara pos 2 dengan pos 3 memang hanya 603 meter atau setara dengan 6 HM. Tentu saja, setiap HM yang kami temui sungguh menjadi penyemangat bagi diri ini.

Tapi sayangnya, meski untuk menuju 1 HM kami masih harus berjuang keras. Track yang terjal dan tidak ada bonus sama sekali, semua menanjak hingga mencapai kemiringan 45 derajat lebih.

Ditambah lagi tenaga yang semakin terkuran, namun dengan tekad yang membara, akhirnya kami sampai juga ke Pos 3.

Pos 3 Batu Tulis Menuju Sabana 1 - Jarak 640 Meter dengan Jarak Tempuh 1 Jam Lebih.

Perjalanan menuju sabana 1

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Rasa lelah yang menghantui kini semakin dihantui lagi, karena tak ingin bermalam di jalur atau dalam keadaan gelap. Kami pun berjalan terus setelah istirahat yang cukup lama di pos 3. Awalnya kami memang berniat menunggu yang lainnya, tapi sayangnya tak ada yang menyusul.

Kami pun mulai melangkahkan kaki di tanjakan yang semakin curam, bukan hanya curam, kali ini kami harus melewati bebatuan dengan sisa-sisa tenaga yang tersisa. Tak banyak yang bisa dilakukan untuk menuju sabana 1.

Satu hal yang pasti, selama perjalanan menuju sabana 1, gunung merapi dengan gagahnya selalu menunjukkan dirinya diseberang sana. Meski sesekali dia juga tak terlihat kembali karena cuaca yang mendung.

Diantara rasa lelah yang ada, kami tetap melangkahkan kaki demi tujuan sampai ke tenda dan istirahat. Pada akhirnya, rasa syukur pun kami ucapkan karena sudah sampai di tenda dan langsung istirahat sejenak.

Malam ini, kami pun tidur di tenda dengan tenang. Semuanya untuk mengumpulkan tenaga demi summit menuju puncak.

Sabana 1 (2.770 Mdpl) Menuju Sabana 2 (2.856 Mdpl) - Udara Dingin dan Obrolan Hangat Menjadi Teman Perjalanan

Sabana 2 menuju puncak

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Sekitar jam 3 pagi, kami pun sudah bangun dan mencoba untuk mengumpulkan tenaga yang sudah cukup terisi. Lalu kami pun sarapan dengan sepotong roti dan minuman hangat, kemudian satu per satu peserta pun mulai bersiap-siap.

Sebelum melanjutkan perjalanan pagi ini, kami tak lupa memohon kepada sang pencipta supaya perjalanan ini aman dan selamat. Setelah itu, kami pun langsung memulai perjalanan dengan santai yang hanya diterangi cahaya senter masing-masing.

Awalnya tracknya sangat mudah dilalui, dimulai dengan jalanan menanjak sedikit lalu kemudian jalanan menurun. Sungguh awal yang dimanjakan bukan? Namun tak lama setelah itu, kami pun mulai harus menempuh jalur yang ektreme dengan tanjakan dan bebatuan.

Awalnya semua masih berjalan beriringan, namun seiring berjalannya waktu dan jalur yang semakin ektreme. Satu per satu, kami pun memisahkan diri sesuai dengan kecepatan masing-masing. Karena perjalanan yang panjang dan melelahkan, kami pun akhirnya berhasil sampai di pos 5 atau sabana 2.

Oh iya, sebagai informasi jarak antara pos sabana 1 dengan sabana 2 sebesar 916 meter dan jalur track di mulai dengan menanjak sedikit lalu menurun. Kemudian jalur selanjutnya adalah menanjak tanpa bonus.

Sabana 2 (2.856 Mdpl) Menuju Puncak Trianggulasi 3.139 Mdpl - Sinar Mentari Memberikan Sedikit Semangat

Puncak Trianggulasi

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Jarak antara sabana 2 menuju puncak trianggulasi adalah 916 meter atau sekitar 90 menit bagi pendaki yang biasa atau 120-130 menit bagi pendaki slow.

Dari sabana 2, kami diberikan sedikit bonus jalanan datar melewati sabana 2 dan tenda para pendaki. Namun setelahnya, jalanan miring dengan kemiringan 40 sampai 70 derajat menjadi track yang harus kami lalui.

Kami yang telah berkumpul kembali dari sabana 2, harus terpisah lagi sesuai dengan kecepatan masing-masing. Udara yang dingin menjadi teman perjalanan, obrolan para pendaki pun mulai berkurang, karena semua fokus pada tujuan dan keselamatan diri.

Sesekali, kami bertemu pendaki lain yang sudah putus asa dan tidak melanjutkan ke puncak dengan berbagai alasan. Begitu juga dengan Kak Endah, dia beberapa kali menyuruhku untuk meninggalkannya karena dia mulai tak kuat untuk berjalan dan harus banyak berhenti.

Karena menunggu pendaki lainnya yang dari bawah masih jauh, akhirnya kami berdua tetap berjalan beriringan sambil mengobrol santai. Sesekali mengabadikan momen apik sang mentari yang sudah mulai menunjukkan cahayanya.

Udara dingin berganti menjadi sengatan mentari yang memberi kehangatan, secercah harapan untuk menggapai puncak pun akhirnya mulai meningkat. Kak Endah dengan semangat penuh akhirnya mulai berjalan selangkah demi selangkah. Saya dibelakangnya juga bersemangat untuk sampai ke puncak.

Selama perjalanan menuju puncak Tranggulasi, gagahnya sang merapi menjadi pemandanga yang sangat indah dipandang mata. Pada akhirnya, gunung merapi menjadi saksi bisu perjalanan kami menuju puncak dengan sukses.

Keliling Puncak Trianggulasi

Puncak Trianggulasi Gunung Merbabu

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Syukur Alhamdullah tak sengaja keluar dari mulut kami, ternyata kami sudah sampai ke puncak dan melihat dengan jelas tugu yang ada. Kak Endah yang sangat bahagia dan menyukai tugu rasanya ingin segera mengabadikan momen apik dan bahagia.

Sedangkan aku yang masih berkutat dengan keingian BAB akhirnya harus turun sedikit untuk mencari tempat membuang hajat ini. Rasanya setiap muncak selalu BAB menjadi tantangan tersendiri mencari tempat.

Kami pun akhirnya mulai mengelilingi spot menarik yang ada di sekitar sini. Kami cukup lama disini dan menunggu yang lainnya, namun sayangnya belum ada yang sampai juga sedangkan tim lainnya sudah ke puncak Kenteng Songo.

Puncak Trianggulasi 3.139 Mdpl Menuju Puncak Kenteng Songo 3.142 Mdpl.

Summit Attack Puncak Gunung Merbabu

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Setelah puas dengan puncak Trianggulasi, kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak kenteng songo. Ditengah perjalanan, kami pun bertemu dengan Om Willi dan lainnya. Kami pun akhirnya menuju puncak secara bersamaan.

Setelah sampai di Puncak Trianggulas, kami pun bertemu dengan tim lainnya. Tangis haru dari salah satu pendaki kami membuat pagi ini sungguh syahdu. Bagaimana tidak, dia sangat bersyukur bisa menapaki puncak setinggi ini dengan umur sudah hampir menginjak kepala 5.

Ada rasa bangga, rasa syukur atas keselamatan sampai puncak yang diberikan oleh Allah, sungguh kadang bahagia itu sederhana bukan?

Oh iya, kami juga sangat menikmati puncak ini. Dari sini dengan jelas, gagahnya sang merapi serta "keangkuhan" Sumbing Sindoro tampak terlihat jelas. Ah, rasanya pendakian ini memang sungguh luar biasa.

Puncak Kenteng Songo Menuju Sabana Swanting.

Sabana Swanting

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Setelah istirahat dan puas di puncak, kami pun memutuskan untuk turun sedikit menuju sabana swanting. Karena konon katanya, sabana ini menjadi salah satu sabana yang paling indah di Indonesia. Jika kamu tidak percaya, silahkan di lihat sendiri ya!

Perjalanan Turun Dari Puncak Hingga Basecamp.

Sam dengan ketika pendakian, kami pun masih harus berjuang untuk turun. Jalanan yang licin dan membuat banyak yang jatuh, bahkan sepatu saya sendiri sampai jebol karena sudah tak kuat menerjang track.

Cerita turun gunung juga sebenarnya sangat seru, namun lelah yang sudah menanti membuat banyak yang tak bisa diceritakan bukan.