7 Pelajaran Hidup Yang Bisa Diambil Dari Rekan Kerja Toksik, Meski Menjengkelkan
- benefitsapp.id
Olret – Meski Keberadaanya Menjengkelkan, Inilah 7 Pelajaran Hidup Yang Bisa Diambil Dari Rekan Kerja Toksik
Tekanan pekerjaan yang berat, ditambah dengan rekan kerja yang toksik, jelas akan membuat siapapun tidak bersemangat, jengkel dan penuh emosi saat bekerja.
Apalagi menghadapi perilaku semena-mena rekan kerja toksik tidaklah mudah. Mereka bisa bertindak playing victim, manipulatif dan seolah menjadikan orang lain sebagai alat untuk dimanfaatkan demi kepentingannya.
Namun, jangan buru-buru menyerah dan keluar dari pekerjaan yang kamu impikan serta susah payah didapatkan, hanya karena ada rekan kerja toksik di sekitarmu.
Coba hilangkan tekanan dengan mengubah sudut pandang. Ternyata ada lho beberapa pelajaran hidup/hikmah yang bisa diambil dari rekan kerja toksik. Apa saja itu? Yuk simak selengkapnya.
1. Mengingatkan Pentingnya Sikap Berhati-Hati/Mawas Diri Saat Berhubungan Dengan Orang Lain
Salah satu hal yang paling menjengkelkan dari orang toksik adalah bermuka dua. Di depanmu terlihat baik, akrab dan supportif. Tapi di belakangmu, sering menjadikan dirimu sebagai umpan sampai kambing hitam untuk ambisinya sendiri.
Nah, keberadaan mereka mengingatkan jika tidak semua orang itu bisa dipercaya. Kamu harus memiliki sikap mawas diri dan berhati-hati saat menjalin hubungan atau kerja sama dengan siapapun. Bahkan berpikirlah ulang, ketika ingin menyampaikan ide atau curhatan pribadi pada seseorang.
2. Mengubah Rasa Jengkelmu Pada Keberadaan Mereka Dengan Kreativitas
Tidak ada habisnya saat kamu menghadapi orang toksik dengan emosi. Sebab itu memang sudah menjadi karakter yang sulit diubah. Jadi, daripada sibuk menghabiskan waktu dengan membenci dan jengkel sendiri. Lebih baik ubah rasa jengkel itu lewat kreativitas tertentu.
Misalnya saja, kamu meluapkan emosi dalam bentuk tulisan atau karya tertentu. Selain bisa menjadi terapi healing, siapa tahu kreativitasmu akan disukai banyak orang dan mendatangkan tambahan finansial.
3. Keberadaan Mereka Melatihmu Mengolah Emosi Dengan Lebih Baik
Hanya satu kata yang tepat untuk menghadapai orang toksik, sabar. Dan sebaik mungkin hindari urusan atau masalah dengan mereka.
Meski jengkel dan kesal pada sikap toksik mereka, anggap saja kamu sedang berlatih mengendalikan emosi.
Sehingga saat menghadapi orang/masalah yang rumit. Kamu bisa mengatasinya dengan lebih baik dan tetap bisa berpikir jernih.
4. Belajar Untuk Bisa Beradaptasi
Impian setiap orang, tentunya bisa memiliki tempat kerja yang nyaman, kondusif dan menyenangkan.
Sayangnya, ekspektasi jarang sekali sesuai dengan realita yang ada.
Pasti, kamu akan menemukan satu dua orang menyebalkan/toksik di sekitarmu yang bisa mengubah suasana kerja dan membuat mood memburuk.
Namun, sebagai manusia yang dibekali kemampuan beradaptasi yang baik. Yakin saja! kamu bisa melewati tantangan itu dan tetap bisa bekerja dengan maksimal. Anggaplah orang toksik itu sebagai salah satu tantangan dalam dunia kerja.
5. Melatih Diri Menjadi Pribadi Yang Tegas
Ada saatnya kamu mengenyahkan perasaan "sungkan" dan bertindak lebih tegas pada orang lain. Berkata tidak dan menolak jika permintaan orang toksik itu merugikanmu.
Apalagi, jika selama ini kamu adalah pribadi yang gak tegaan. Nah, anggap saja orang toksik itu sebagai sarana untuk belajar tegas dan berani menolak.
6. Belajar Lebih Cermat Melihat dan Membaca Keadaan
Situasi di lingkungan sekitar tidak selalu bersahabat. Perlakuan manis dari orang-orang sekitar tidak menjamin ketulusan hati. Apalagi saat kamu terjebak di tengah lingkungan orang-orang toksik. Dibutuhkan perspektif bijaksana dalam menyikapi berbagai fenomena.
Sehingga kamu harus selalu cermat dalam menilai dan membaca keadaan. Kapan harus membantu, kapan harus menolak/menghindar. Kapan harus curhat dan pada siapa.
Intinya, jangan mudah tergiur dan terjebak pada permainan orang-orang toksik tersebut.
7. Membantumu Memahami dan Mengenal Karakter Tiap Orang
Semakin banyak kita mampu beradaptasi pada lingkungan dan orang dengan berbagai macam karakter. Kemampuan untuk mengenal orang lain juga akan berkembang dengan lebih baik.
Dengan begitu kedepannya, saat menghadapi siapapun, kamu bisa menjadi individu mandiri dan berani bersuara. Sekaligus tahu cara menjaga batasan privasi dan keamanan diri sendiri. Sehingga tidak mudah dikendalikan orang lain.