Tradisi Gebrak Bayi, Hati-hati Anak Mengalami Shaken Baby Syndrome
- www.pinterest.com
Profesi gebrak bayi baru lahir ini diyakini bisa membuat anak tidak kagetan saat dewasa nanti. Namun cara ini tidak direkomendasikan oleh dokter spesialis anak.
Ditambahkan oleh dokter Wiyarni Pambudi, SpA, IBLCC, dokter spesialis anak Yayasan Sentra Laktasi Indonesia sperti dikutip dilaman kumparan.com, mengatakan tradisi gebrak bayi untuk membuat bayi tidak kagetan adalah sebuah mitos, justru kalau bayi tidak ada reflek ini (reflek moro) wajib diperiksakan, dokter akan menguji fungsi saraf dengan saksama.
Justru, tradisi gebrak bayi ini terbukti tidak memiliki manfaatnya secara medis. Bahkan bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang anak itu sendiri.
Dikutip dalam laman resmi IDAI, akibat getaran yang kencang atau terlalu kuat meningkatkan atau anak bisa mengalami risiko terjadinya Shaken Baby Syndrome, yang berujung pada pendarahan diotak dan retina. Shaken Baby Syndrome juga bisa berefek pada penurunan kesadaran, kecang hingga kematian.
Rasa kaget yang berlebihan justru membuat bayi trauma, detak jantung dan aliran darah keototnya bisa meningkat bahkan bisa menyebabkan kematian mendadak pada bayi.
Selain itu, tradisi gebrak bayi juga berisiko membuat anak tuli bila suara yang diberi terlalu keras, sebab indra pendengar bayi dan anak-anak masih sangat sensitif terhadap suara keras.