Cerita Muhammad Aripin, Wirausahawan Pendiri Rumah Kreatif dan Pintar Bina Difabel dan Kaum Marginal
- Photo by Instagram at @rumahkreatifdanpintar74
Olret – Kehidupan dalam bermasyarakat memang cukup unik. Ada sebagian orang yang mampu menghargai orang lain namun banyak pula yang menganggap remeh seseorang hanya melihat dari kekurangan yang dimiliki.
Sebut saja penyandang disabilitas, seperti Tuna Wicara atau Tuli, kaum marginal yaitu masyarakat kelas bawah yang terpinggirkan dari kehidupan masyarakat ada pula mantan narapidana atau kelompok anak yang berhadapan dengan hukum yang dikucilkan dalam lingkungan.
Mereka adalah kelompok yang tidak pernah sepi akan stigma negatif dari masyarakat. Pandangan yang meremehkan sudah melekat, dianggap tidak mampu bekerja, menyusahkan dan diskriminasi lainnya.
Namun berbeda halnya dengan pemuda asal Kalimantan Selatan, Banjarmasin bernama Muhammad Aripin. Seorang pemuda yang rela resign dari pekerjaannya sebagai seorang guru demi membangun Rumah Kreatif dan Pintar, membina para kaum disabilitas khususnya Tuna Wicara dan Tuli, Mantan Narapidana, Kaum Marginal dan anak-anak yang berhadapan dengan hukum untuk menjadi seorang Entrepreneur
Alumni Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan teknik Sipil menceritakan awal mula berdirinya Rumah Kreatif dan Pintar dari pengalaman KKN disebuah perusahaan BUMN yang mendorongnya untuk terbuka pada pemberdayaan mengingat potensi anak-anak yang rendah.
Tujuan utama membangun Rumah Kreatif dan Pintar adalah untuk memfasilitasi sekolah non-formal yang outputnya adalah mereka menjadi seorang Entrepreneur