Psikologi Pria Setelah Putus, Benar Gak Bro?
- freepik.com
Sedangkan bagi para wanita, sangat umum menemukan hiburan dalam jaringan dukungan emosional—seperti panggilan telepon tanpa henti dengan teman-teman.
Pada tingkat psikologis, Anda sedang melalui apa yang disebut regulasi emosional, secara aktif mencari cara untuk memahami dan mengelola perasaan Anda.
Dan oh, betapa kami bertanya-tanya tentang apa yang dia lakukan. Apakah dia murung atau menjalaninya? Keingintahuan ini sering kali dipicu oleh apa yang oleh para psikolog disebut sebagai teori perbandingan sosial.
Pada dasarnya, Anda mencoba menilai cara Anda menangani perpisahan itu dibandingkan dengan dia, sering kali sebagai cara untuk mengukur kesejahteraan emosional Anda sendiri.
Namun pertanyaan yang masih membara: Apa yang dia alami? Apakah pengalaman emosional dan psikologisnya sejajar dengan pengalaman Anda, atau justru jalur yang jarang dilalui?
Rollercoaster Emosional – Apa yang Pria Pikirkan Pasca Putus
Nona, jangan bertanya-tanya lagi. Berkat keajaiban psikologi, kami memiliki beberapa jawaban tentang psikologi pria setelah putus cinta.
Ingat, kami tidak menggeneralisasi semua pria. Kami menawarkan gambaran luas berdasarkan penelitian dan prinsip psikologis.
Reaksi Segera: Penolakan dan Perlindungan Ego
Awalnya, ego laki-laki mengambil tempat terdepan. Mekanisme pertahanan ego yang umum seperti penolakan dan penindasan ikut berperan.
Dia mungkin menghindari membicarakan perpisahannya dengan teman-temannya atau bahkan pergi keluar malam ke kota seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Dalam benaknya, ungkapan seperti “Dia bahkan bukan tipeku,” atau “Lagi pula, aku tidak melihat masa depan bersamanya,” menjadi mantra yang menenangkan diri. Namun jangan salah—di balik keberanian ini, perasaan mulai muncul.