6 Kebiasaan Buruk Soal Keuangan Yang Kerap Jadi Penyebab Pertengkaran Hingga Perceraian

Olret -"Bagaimanapun banyak yang bercerai karena masalah finansial" 

Masalah finansial adalah salah satu diantara banyak hal yang harus didiskusikan sebelum menikah. 

Mulai dari total pendapatan, adanya hutang/kredit/beban finansial pada keluarga, pengelolaan uang dan lain sebagainya. 

Apalagi, sudah menjadi fakta jika banyak pasangan yang bercerai karena masalah finansial. 

Nah, untuk lebih jelasnya, inilah beberapa kebiasaan buruk saat mengelola keuangan. Jika tidak dirubah, kebiasaan buruk ini bisa jadi penyebab retaknya hubungan rumah tangga. 

1. Tidak Terbuka Soal Pengeluaran. Tahu-Tahu Uang Habis

Kehidupan setelah menikah berbeda ketika masih lajang. Khususnya pengelolaan uang. Apalagi jika pendapatan hanya dari satu orang dalam keluarga.

Jadi transparasi dalam pengeluaran harus benar-benar dibicarakan dan disepakati bersama. 

Jangan sampai kamu tidak memeriksa dan mengelola pengeluaran, hingga tahu-tahu uang habis begitu saja. 

Nah, jika pasangan punya kebiasaan buruk ini, yaitu sulit mengontrol dan enggan memeriksa pengeluaran. Maka kalian harus berkomitmen merubahnya. 

2. Terlalu Royal Atau Sungkan Menolak Memberi Bantuan/Hutangan Pada Orang Lain

Memberi bantuan pada orang lain itu semampunya, bukan memaksakan diri harus selalu ada. Apalagi, jika finansial kamu saja kurang sampai pas-pasan. Malah justru suka royal pada orang lain. Hal itu jelas akan berpengaruh besar pada pengeluaran. Bahkan menjadi bahan pertengkaran atau perdebatan ketika pasangan tidak setuju dengan kebiasaan royalmu. 

Ingatkan diri pada prioritas utama kebutuhan keluargamu. Jika prioritasmu sudah terpenuhi. Barulah jika ada lebih kamu bisa royal atau memberi bantuan pada orang lain. Itupun juga sudah bersepakat dan terbuka dengan pasangan. 

3. Selalu Mengandalkan Konsep "Tenang, Besok Pasti Ada Rejeki Lagi" 

Setiap orang memang akan mendapatkan bagian rejekinya setiap hari. Namun, rejeki bukan hanya bentuk uang, kesehatan dan kelancaran pekerjaan juga bisa disebut rejeki. Sedang uang, belum tentu akan didapatkan sebagai rejeki di hari itu. 

Karena itulah, ada konsep menabung dan persiapan dana darurat. Sebab ketika ada masalah yang berhubungan dengan uang terjadi, kedua hal tersebut bisa diandalkan. 

Ingat, konsep rejeki itu luas. Sedang kebutuhan rata-rata membutuhkan uang. Jadi jangan berpatokan kata-kata "Tenang, besok pasti ada rejeki (uang) lagi" Karena bisa jadi rejekimu bukan bentuk uang di hari itu. 

4. Tidak Ada Usaha Untuk Menabung Atau Investasi 

Meski berat, bahkan pendapatan sangat nge-press, jika tetap diusahakan, pasti masih ada kesempatan untuk menabung atau berinvestasi. 

Jika merasa berat menabung ratusan ribu, bisa puluhan ribu hingga ribuan atau mungkin ratusan rupiah sehari. Terpenting ada usaha untuk menyimpannya. 

Nah, hal inilah yang sering tidak diperhatikan. Kebiasaan buruknya kamu selalu menghabiskan uangmu tanpa berpikir untuk menabung sesedikit pun itu. 

5. Sikap Pelit dan Egois Pada Pengeluaran Bersama 

Poin ini biasanya terjadi ketika kalian sama-sama bekerja. Dimana pasangan atau dirimu enggan mengeluarkan uang untuk kebutuhan bersama. Karena pihak lain juga punya pendapatan sendiri. Sehingga ada rasa egois ingin menikmati penghasilan sendiri. 

Meski dalam agama ada aturan 'uang istri milik istri', tapi bukan berarti istri enggan untuk membantu suami dalam masalah finansial. Justru, dalam agama membantu suami dinilai sedekah, dan sedekah paling baik adalah dengan orang terdekat yang membutuhkan (dalam hal ini suami). Apalagi jelas suami membutuhkan bantuan, dan niat awal bekerja juga karena ingin membantu suami. Toh, uang yang digunakan untuk makan bersama. 

Sebaliknya, suami, meski istri bekerja. Jangan merasa keenakan dan ogah bekerja keras mencari nafkah. Ingat! bagaimanapun istri adalah tanggung jawab lahir batinmu, serta keluarga adalah prioritas utamamu. 

Karena itu jangan berlaku pelit pada keluarga karena mengutamakan diri sendiri. Rumah tangga yang sehat berisi kerja sama yang apik diantara kedua belah pihak, termasuk dalam urusan finansial. 

6. Memudahkan Diri Berhutang (Bahkan Tanpa Persetujuan Pasangan) 

Hutang seringkali menjadi penyebab pertengkaran hingga perceraian. Apalagi jika mengambil hutang tanpa sepengetahuan pasangan, karena merasa mampu membayar (mencicil) dengan berbagai cara. 

Usahakan setelah menikah, jangan memudahkan diri berhutang. Sekecil apapun nilainya, apalagi yang sampai berbunga. Selain itu, jika terpaksa mengambil hutang, diskusikan dengan pasangan agar kelak dicari solusinya bersama.