Part 7 : Teror Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan
- Rekam Nusantara
Tapi gerakan-gerakan di sudut mataku tak juga hilang. Aku berteriak histeris ketika menyaksikan kengerian yang terhampar di depanku.
Buah-buah kubis sebesar kepala itu nyatanya memang kepala. Gundukan-gundukan tanah disekitar pondokan itu kini dipenuhi kepala-kepala manusia yang bergerak-gerak ganjil. Beberapa nampak sedang berusaha mengeluarkan badannya dari dalam tanah. Tangan-tangan kurus dan pucat menggapai-gapai di semua tempat. Ladang itu kini dipenuhi suara erangan-erangan.
Mataku terbelalak, tenggorokanku tercekat. Tubuhku kaku tak mampu digerakkan. Yang bisa kulakukan hanya menatap ngeri melihat orang-orang itu satu persatu keluar dari dalam tanah. Setiap otot di tubuhku mengejang.
Perlahan bulan kembali tertutup awan ketika tubuh-tubuh pucat itu mulai bergerak ke arahku sambil terus menerus mengerang. Yang kuharapkan saat ini hanya pingsan atau mati saja, aku sudah tak mampu lagi. Dengkuran-dengkuran dari dalam pondokan juga semakin menjadi.
Ketika kudapatkan kembali suaraku, yang bisa kulakukan hanya menangis sejadi-jadinya sambil berteriak-teriak histeris.
"BAPAKKKKK.... IBUUU... TOLOOOOONG..... "
Ratusan tubuh itu terus bergerak semakin mendekat sambil mengeluarkan suara erangan. Beberapa mengeluarkan suara tangisan menyayat hati, suara lain memohon-mohon minta tolong. Kepalaku bergerak ke kiri dan kanan dengan panik mencari jalan keluar, tapi tubuhku tetap tak mau digerakkan seakan tertancap di bale-bale ini.