Mengenal Pria Metroseksual dan Sejarah Singkatnya
- u-report
Istilah metroseksual diciptakan pada pergantian abad. Secara sederhana, pria metroseksual adalah seseorang yang menyukai perawatan diri, khususnya pilihan perawatan dan gaya mereka.
Mereka dapat digambarkan sebagai laki-laki lajang, terpelajar, penduduk perkotaan yang berhubungan baik dengan sisi sensitif mereka dan bangga menjadi lebih berbudaya daripada saudara kromosom Y mereka.
Namun, kualitas metroseksual yang paling khas — menurut persepsi publik — adalah kecenderungan mereka terhadap kesombongan. Kesombongan yang sering terlihat dalam pilihan pakaian berselera tinggi dan waktu berjam-jam yang dihabiskan untuk membuat diri mereka terlihat bagus.
Sejarah singkat metroseksualitas
Sebelum David Beckham dan sarungnya, pria hanya memiliki satu cita-cita untuk dijunjung tinggi: tipe macho. Pikirkan olahraga, senjata, bir, dan daging. Mereka hipermaskulin, jadi mereka tidak berbelanja dan jelas tidak melakukan hal-hal yang dianggap "feminim".
Tetapi pada awal tahun sembilan puluhan, maskulinitas yang mentah dan tidak terawat ini ditolak oleh budaya populer dan kapitalisme.
Pria macho itu bukan target audiens yang cukup baik untuk pengiklan karena dia menghasilkan uang untuk dibelanjakan istrinya. Pasar membutuhkan tipe pria yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk penampilan dan citranya dan lebih sedikit untuk identitasnya. Saksikan kelahiran metroseksual.
Kemunculan pertama istilah "metroseksual" disebutkan oleh Mark Simpson di sebuah koran nasional Inggris, "The Independent," pada tahun 1994.
Ia mengutip alasan istilah tersebut karena kedekatan para pemuda yang terawat ini dengan kota-kota besar, kemungkinan karena budaya kota-kota besar yang lebih toleran, serta banyaknya salon rambut, spa, dan klub. *Oleh karena itu, "metro" dan "heteroseksual" bersama-sama menjadi "metroseksual"*.
