Human Zoo, Eksploitasi Manusia Dengan Tampilan Kebun Binatang

Human Zoo
Sumber :
  • google image

St. Louis Fair tidak hanya menampilkan orang Filipina; itu juga menampilkan pameran orang Afrika, termasuk seorang pria Kongo bernama Ota Benga. Setelah St. Louis Fair selesai, Benga dibawa ke New York untuk menjadi bagian dari pameran di Kebun Binatang Bronx. Dia tampaknya percaya bahwa orang menyewanya untuk merawat gajah di kebun binatang.

Jadilah Orang yang Baik, Meski Dirimu Tak Diperlakukan Baik Oleh Orang Lain

Namun ternyata ia salah besar. Banyak orang menontonnya dan ia memiliki deskripsi sebagai orang kerdil yang buas. Benga dengan cepat menjadi sorotan kebun binatang, dan memajangnya di rumah monyet. Giginya dikikir sampai ke titik-titik, seperti kebiasaan di sukunya.

Dan banyak orang mengotori lantai kandangnya dengan tulang-tulang yang ada di sana. Tulang itu penjaga kebun binatang tempatkan untuk membuatnya terlihat lebih mengancam. Dia memainkan peran biadab dan pada waktunya ia tampil di kandang dengan kera.

Tembus 1.3 Juta Penonton Indonesia, 3 Alasan Film Exhuma Digemari. Sampai Bikin K-Netz Heran

The New York Times menggembar-gemborkan pameran itu dengan judul: "Bushman Berbagi Kandang dengan Kera Bronx Park." Dalam isi artikel tersebut, Benga masuk dalam kelompok orang Bushman. Orang Bushman merupakan salah satu ras yang tidak bernilai tinggi oleh para ilmuwan dalam skala manusia. Tetapi penonton datang berbondong-bondong; seringkali 500 orang sekaligus, bahkan ribuan orang setiap hari di puncak pameran.

Pameran Desa Kongo

Bahkan hingga pertengahan abad ke-20, praktik kebun binatang manusia terus berlanjut. Pada tahun 1958, Pameran Dunia di Brussel menampilkan Desa Kongo, dan menyombongkan gambar yang menjadi simbol dari fenomena ini: seorang gadis muda Afrika dengan pakaian barat. Dia diberi makan oleh tangan putih pelindung yang terulur. Sebuah pagar berdiri di antara mereka.

Istri Adalah Ratu Dalam Rumah Tangga, Bukan Pembantu!

Untungnya, pada tahun 1958, pameran di Brussel tampak seperti berkurang. Minat pada kebun binatang manusia telah berkurang dengan munculnya film karena orang dapat memuaskan selera mereka akan negeri asing melalui layar perak dan layar kecil. Dan pada saat pameran di Brussel, gagasan tentang kebun binatang manusia sebagian besar teranggap tidak menyenangkan dan telah terlarang di sebagian besar negara.

Halaman Selanjutnya
img_title