Kita Dekat Tapi Tak Terikat, Sebenarnya Aku Ingin Ibumu Menjadi Ibuku Juga
- u-report
Olret – Adalah kita yang terlanjur nyaman akan zona pertemanan. Hingga ketika batas akhir pertemuan yang telah ditentukan, nyatanya kita masih gamang mengambil jalan; dengan aku yang ragu akan perasaan dan engkau yang membisu tanpa kepastian.
Lalu, bagaimana mungkin aku akan menggenggam erat tanganmu saat engkau melangkah pergi? Sebab selama ini kita hanya dekat tak pernah terikat.
Selepas ini, apakah kita bisa bertemu lagi? Kau tahu, ada perasaan senang dan takut yang aku rasakan saat ini, keduanya bercampur jadi satu tak karuan di sana. Resah, kurasa itu namanya.
Gundah, kurasa itu juga pas untuk aku masukan dalam list percakapan hati. Bimbang, kurasa juga masuk. Pasrah, kurasa itu yang paling menggambarkan saat ini.
Kau tahu, kenapa aku merasa senang? Sederhananya aku kini akan melihat senyummu lebih lepas lagi, bahagia, dan bisa memenuhi apa pun tanpa beban perkuliahan. Ya seperti, kau sudah selesai skripsi.
Kemudian, kamu sudah selesai revisi. Terus, kau sudah selesai mengurus wisuda. Dan, akhirnya kau sudah masuk ke dalam daftar calon wisudawan. Serta, kita akan merayakan wisuda bersama-sama. Ku kira itulah yang membuatku merasa senang untuk saat ini.
Namun, di balik itu, ada takut yang juga aku rasakan. Banyak reka yang aku bayangkan. Seharusnya tak aku pikirkan, namun hal tersebut muncul dengan sendirinya, adalah kamu, adalah aku, adalah kita, adalah berpisah. Seharusnya aku tahu, ada temu tentu ada juga yang namanya pisah.