Teruntuk Kamu yang Namanya Pernah Kupinjam di Dalam Doa
Seberapa tangguh kamu menahannya untuk tetap tinggal, jika hatinya sudah tak lagi mengharapkan kamu, maka sama halnya kamu menyakiti diri sendiri. Jika masih merasa berjalan sendiri, cepatlah sadar. Buka mata dan hati untuk berpikir jernih. Apakah waktu dan seluruh perhatianmu terus terbuang sia-sia hanya untuk mengharapkan dia sadar kembali.
Jika Setiamu Dibalas Dusta, Maka Jangan Tergesa-Gesa Menyalahkan Diri Sendiri.
Jika kepercayaanmu dihancurkan dengan sengaja, bukan berarti kamu tidak pantas diberikan cinta. Jika ketulusanmu tak lagi dihargai, bukan berarti hal baik yang kamu lakukan sia-sia. Yakinl ah, setiap ketulusan akan dibalas dengan kebahagiaan.
Seberjuang apa aku untuk bisa melupakanmu, tetap saja tersisa kenangan yang masih kusimpan rapat-rapat. Bukan aku yang sengaja membiarkan, namun perihal kamu yang sudah menjadi bagian dari diriku. Itu sebabnya aku masih mampu melangkah jauh darimu. Kamu memang terlihat mudah untuk berpaling, sebab di dalam dirimu tidak ada lagi aku. Bahagiamu sudah bersama seseorang yang lain.
Sepertinya hatimu tak sedikit pun rapuh setelah berpisah dariku bahkan kamu tampak baik-baik saja. Dahulu kamu yakinkan bahwa akulah satu-satunya yang paling kamu inginkan. Saat ini, pergi adalah pilihan yang kamu sudah tetapkan. Sekarang aku dan kamu sudah berjalan masing-masing, seperti dua orang yang saling asing.