Aku Menunggu Kehadiranmu, Sosok yang Nantinya Akan Menggenapiku
Olret – Siapa pun kamu adalah bernama "Tunggu", ruang yang selama ini tertata rapi di hatiku, menanti kehadiran sosokmu yang entah akan seperti apa. Sosok yang nantinya akan menggenapiku.
Aku tak tahu apakah kamu memang benar-benar orang baru yang belum aku kenal sebelumnya. Atau jangan-jangan, kita sudah pernah bertemu tapi belum sama-sama tahu. Ah, sudah kita lihat saja nanti.
Awalnya, aku kira, menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Seiring berjalannya waktu, aku baru mengerti bahwa menunggu adalah salah satu kebijaksanaan yang diajarkan Tuhan.
Iya, Tuhan selalu lebih tahu waktu yang tepat, bukan? kita hanya harus menunggu sampai waktu yang tepat itu tiba. Entah berapa ratus, ribu, atau bahkan jutaan detik lagi. Entah dibilangan hari, bulan dan tahun keberapa. Tapi saat itu pasti akan datang. Sepasti ketetapan-Nya yang tak pernah salah.
Tuhan Lebih Tahu Mana Waktu yang Paling Tepat, Ku Hiasi Ruang Tungguku dengan Mempersiapkan Diri
Maka, siapapun yang percaya bahwa Tuhan lebih tahu mana waktu yang paling tepat, harus selalu menyediakan ruang tunggu di hatinya. Tinggal masalahnya, mau diapakan ruang tunggu itu.
Ada yang mengisinya dengan usaha, ada yang menjalaninya dengan tindakan yang sia-sia, ber-iri ria dengan pencapaian orang lain, atau bertanya tidak jelas entah kepada siapa dan kapan saat untuk dirinya tiba.
Ada yang menghiasinya dengan keluh kesah dan menyalahkan, ada juga yang menghiasinya dengan kesabaran di dalam hatinya. Tapi apapun itu, pada dasarnya, kita semua sedang melakukan hal yang sama; menunggu ketetapan-Nya tiba.
Tuhan Tidak Pernah Terlambat, DIA Selalu Tepat Waktu. Siapapun Kamu adalah yang Sudah DIA Siapkan Untukku
Terkait seberapa sebentar atau lamanya kita harus menunggu, ah aku pikir Tuhan punya kebijaksanaan yang cukup. Toh selama ini Tuhan tidak pernah terlambat, DIA selalu tepat waktu. Begitu juga dengan menunggu. Bukan permasalahan seberapa lama waktu tunggu, tapi tentang seberapa banyak hal berharga yang bisa kita dapatkan dari proses menunggu itu sendiri.
Lagipula, siapapun kamu nantinya, seperti apapun sosok kamu yang dikirim Tuhan untuk menggenapiku, sekarang aku tak lagi merasa sedang menunggumu, sejak aku mengerti bahwa menunggu adalah bagian dari pertemuan itu sendiri. Jadi seumpama Tuhan baru mempertemukan kita setahun kemudian misalnya, maka sebenarnya pertemuan itu sudah dimulai sejak aku sadar dan mempersiapkan diri selayak mungkin untuk menyambut kamu, siapapun kamu yang akan datang itu. Siapapun kamu yang sudah DIA siapkan untukku.
Tulisan terinspirasi dari buku Genap karya Nazrul Anwar