Jodoh! Jangan Memaksa, Jangan di Paksa dan Jangan Pula Terpaksa

Olret – Aku takut, takut kepada takdir-Nya. Takdir-Nya yang masih aku takutkan. Mengapa begitu aku takutkan? Apa aku saja? Ku yakin dirimu juga begitu bukan? Memang aku harus mengikhtiarkannya, memang aku harus mencarinya, dan memang aku harus mendoakannya. Tapi aku berharap jangan memaksa pula.

Namun, jika Allah berkata "Tidak", aku bisa apa? Lantas apakah aku mesti memaksa? Sedangkan, jika Allah berkata "Iya", sampai kapan pun aku takkan pernah percaya takdir begitu mengagumkan untukku.

Jodoh! Jangan Memaksa, Jangan di Paksa dan Jangan Pula Terpaksa

Apa yang sedang aku utarakan ini? Dengarlah, aku sedang menjadikanmu subjek, predikat dan objek cerita prosaku. Aku tidak ingin memaksamu menjadi jodohku, Aku tidak ingin dipaksa pula untuk menjadi jodoh dan Aku juga tidak inginkan untuk terpaksa menjadi jodohmu.

Aku berharap semua yang ku doakan untukmu, bermuara menuju ketetapan-Nya. Semoga ketetapan itu adalah Namamu dan namaku yang tertulis. Jika memang telah begitu, Aku tidak akan pernah takut,  Karena bagaimanapun itu, kamu takkan jauh dariku, itulah jodoh yang takkan pernah jauh.