Banyak Jejak Tertinggal di Balik Punggungku

Ilustrasi Jejak
Sumber :
  • Pixabay/StockSnap

Olret – Aku Hanya Butuh Ditenangkan

Hasil Menyedihkan Pebulutangkis Indonesia di Malaysia Open Berlanjut walau Ketua Umum PBSI Berganti

"Kita ... akan baik-baik saja, kan? Kita ... berjuang lagi, ya, bareng-bareng?"

Di saat seperti ini, aku hanya butuh ditenangkan, diyakinkan. Aku tetap membutuhkan oksigen dan karbohidrat untuk tetap hidup. Dan juga, kamu.

Mantan Peringkat 1 Dunia Itu Menyarankan Alcaraz Untuk Tidak Terlalu Fokus Pada Uang

"Kita ... tidak akan berubah, kan?"

Terlalu banyak hal yang ingin kubagi pada malam. Ketika langit yang semakin pekat, aku ingin ia menyampaikan padamu mengenai semua ini. Pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi sudut pikirku, rongga dadaku.

Bursa Transfre : Chelsea 'Mengincar' Bintang Nomor Satu MU

Kepada bintang yang bersinar bukan di atas atapku, tolong mendekat. Beri aku cahaya dan petunjuk. Bahwa semua lelahku akan terbayarkan, segera. Kepada bulan yang masih malu-malu di balik awan, tolong sapa aku. Beri tau aku bahwa aku tidak sendiri.

Dan kepada kamu, aku ingin bersandar dan menangis di bahumu. Meluapkan semua emosi. Bahwa saat ini aku diizinkan untuk tidak baik-baik saja dan buncahan emosiku adalah valid. Aku ingin menangis. Kali ini, hanya denganmu.

Tidak dengan bintang. Pun dengan bulan. Aku hanya butuh kamu dan semuanya akan baik-baik saja. Tolong, jangan beri tahu mereka tentang kerapuhanku hari ini.

Telah Banyak Jejak Tertinggal di Balik Punggungku

Surabaya.

Kota ini tidak hanya mengukir sejarah pada bangsaku. Namun, juga pada kehidupanku. Kedatanganku tahun itu membuatku mengenal banyak hal. Tentang kehidupan. Tentangmu. Namun bukan tentang kita.

Jika hari ini mereka bertanya, mengapa aku mengenal sosokmu yang sering didengung-dengungkan itu. Jawabannya adalah karena Surabaya dan takdir yang membuat kita berada di bawah langit yang sama.

Telah banyak jejak tertinggal di balik punggungku. Hingga detik ini, semuanya hanya mengajarkan tanpa membuatku kembali menoleh ke belakang.

Telah banyak hal yang tertangkap netra dan rungu. Namun semua itu hanya membuatku semakin kokoh. Tanpa mematahkan, lagi.

Dan, telah banyak waktu yang hilang, membuatku mengerti dan menerima. Bahwa masing-masing kita sedang menjalankan peran. Sederhana. Namun untuk dapat mengerti dan menerima dibutuhkan waktu yang tidak sedikit.