Mereka selalu berkata tentang keceriaan September. Lalu, bisakah ceria itu bukan sekadar omong kosong? Kamu adalah salah satu tangan Tuhan yang hadir di tengah gelisah
Telah banyak jejak tertinggal di balik punggungku. Hingga detik ini, semuanya hanya mengajarkan tanpa membuatku kembali menoleh ke belakang. Telah banyak hal
Punggungku kebas. Otot-ototku seolah tertarik. Mataku menuntut untuk terpejam. Dan laptopku nyaris kehabisan daya. Aku pun menyeret langkah untuk merebah. Meraih gawai
Aku kembali menemukannya di sosial media. Seperti yang sudah-sudah, seolah tak bersahabat dengan kamera ponsel pintar manapun, ia tak pandai melengkungkan bibir
Kelak aku akan mengingat. Hari kesakitanku yang tak seberapa, ternyata. Hari keterkejutan akan semua nyata yang kulihat. Bahwa semua kata yang kudengar hanyalah dongeng
Semangat membuatku kembali hidup. Suara serakmu membuatku kembali hidup. Kakiku kembali ke bumi. Dan sudut-sudut pijak memanggil namamu. Mengapa kamu? Mengapa bukan kamu?