Perjodohan Tidak Selalu Buruk, Jangan Langsung Menolak

Ilustrasi Pasangan
Sumber :
  • Pixabay

OlretPerjodohan masih menjadi hal yang tidak disukai anak muda masa kini. Meski sudah mulai banyak yang melek dengan tradisi ini, tetapi masih ada beberapa yang menentang dan tidak menyukainya.

Ditanya Tentang Ngapain Saja Sama Pacar, Jawaban 3 Cewek Cantik Ini Bikin Istighfar?

Lalu, bagaimana jika kamu nekat kabur demi menghindari perjodohan dan memulai semuanya dari nol?

Perjodohan

"Kamu sudah makan?" Rambut keriting Yuqi bergerak mengikuti gelengan kepala.

Masih Jadi Pacar Sudah Ditampar, Benarkah Lelaki Seperti Achmad Fikri Islamuddin Jadi Idaman Wanita?

Selama perjalanan, Yuqi terus-menerus memegang perut. Ia pasti melewatkan lagi jam makannya. Selalu saja begitu.

Yuqi bukan tipikal gadis yang akan mati-matian diet untuk menjaga penampilan. Namun, ia seringkali kehabisan uang untuk sekedar makan.

Siapa Achmad Fikri Islamuddin, Mahasiswa yang Tega Aniaya Pacar Sendiri di Depan Kos

Ia menunduk dan hendak membuka mulut.

"Kita makan tahu tek aja dulu."

Aku pun merapatkan BRV putih ke kiri jalan.

"Kamu sedang bercanda, 'kan, Lu?" tanya Yuqi setelah kami duduk di kursi plastik yang masih kosong.

"Kita, kan sudah sering makan di pinggir jalan. Dan nggak ada masalah 'kan? Perginya naik mobil tapi makannya di angkringan."

"Bukan itu maksud aku, Lulu." Yuqi menghela napas sebelum melanjutkan kalimatnya. "Kamu kabur dari rumah aja udah cukup buat aku khawatir. Apalagi barusan kamu bilang apa? Kawin lari? Lulu pasti sedang bercanda!"

Aku tertawa melihat wajah tertekuk pacarku. Benar. Ia sedang kelewat khawatir. Namun, di mataku, itu justru terlihat lucu.

Moodku perlahan membaik. Aku sudah bisa tertawa hanya karena melihat Yuqi. Sesederhana itu.

Bertengkar dengan papa selalu sukses mengacaukan moodku. Perjodohan, selalu menjadi alasan dibalik perdebatan kami. Klasik, sungguh. Dan pilihan untuk kabur dari rumah, meski dengan ancaman dicoret dari daftar keluarga, selalu kuambil untuk menenangkan pikiran.

"Aku sedang nggak mood untuk bercanda, Yuqi. Kita bisa tinggal di kontrakanku di belakang kampus. Terus untuk sehari-hari kita bisa-"

"Aku nggak mau."

Ucapan telak Yuqi membungkam mulutku. Pesanan tahu tek kami pun datang. Kami memilih makan terlebih dulu.

Setelah tahu tekku nyaris kandas, aku kembali buka suara. "Kalau diizinkan terlahir kembali, aku mau jadi pebisnis aja. Aku punya sedikit modal buat usaha kecil-kecilan. Dan toko tas daringku, hasilnya lumayan. Kita bisa kembangin dari situ. Kalau kamu?"

Setelah menegak habis es tehnya, Yuqi menjawab, "Aku mau kenal kamu lebih awal. Memulai semuanya lebih awal. Meski nggak ada kata terlambat, tapi memulai sesuatu sedini mungkin nggak ada salahnya, 'kan?"