Merenung dan Merencanakan Masa Depan, Setiap Pasangan Muda Harus Melakukannya
- Pixabay/StockSnap
"Nasi yang ada di atas meja adalah nasi terakhir yang kami punya. Beras terakhir yang bisa di masak tadi pagi. Jadi kalau aku makan, aku takut nasinya habis dan nggak ada beras lagi yang bisa dimasak."
"Qiqi."
Jika aku mempunyai panggilan khusus untuk Lucas, yaitu Lulu. Maka ia memilih nama Qiqi untuk memanggilku.
"Kenapa, Lulu?"
"Kenapa nggak bilang? Kita bisa makan bareng. Apa aku bisa makan enak sementara kondisi kamu kayak gitu?" Aku melihat tatap sendu Lucas.
"Aku nggak minta dikasianin. Aku cuma mau cerita, biar lega." Lucas masih memandangku lekat-lekat. "Kalau tadi kamu bilang, kita yang akan menentukan hidup kita sendiri, bukan orang lain. Aku akan pertahanin apa yang aku mau.
Waktu memang nggak bisa berjalan mundur. Aku juga nggak bisa berharap terlahir kembali. Tapi kalau dulu bisa milih, aku nggak akan melepas apa yang menjadi bagian dari jiwaku. Berbisnis."