Mengenal Ratih Kartika, IRT Sukses Menulis Belasan Buku Sekaligus Aktivis Sosial Lingkungan

via instagram @ratihkartika1
Sumber :
  • via instagram @ratihkartika1

Olret – Sosok inspiratif kali ini datang dari tanah Bengkulu. Seorang ibu rumah tangga yang luar biasa bernama Ratih Kartika. Rutinitas sebagai istri sekaligus ibu dua anak yang terkadang cukup menguras energi, tak menghalangi perempuan kelahiran Cilacap, 8 September 1993 itu untuk berkarya. 

Inisiatif Aparatur Gampong Peunyeurat Memberdayakan Masyarakat, Inovatif Mendaur Ulang Limbah

Terbukti, melalui bakat menulis yang sudah ia geluti sejak duduk dibangku kuliah, istri dari Akbar Abdurrahman Mahfudz tersebut mulai menemukan kembali semangat untuk tetap produktif meski hanya dari rumah. 

Berkat passion yang ia miliki, sikap pantang menyerah, perempuan yang menyelesaikan S1 Pendidikan Akuntansi di Universitas Negeri Yogyakarta tersebut berhasil menulis 11 buku pengembangan diri serta 7 buku anak. Total terdapat 18 judul buku yang sangat menginspirasi dan sarat motivasi. 

Daya Pikat Desa Wisata Sei Sekonyer di Pedalaman Hutan Tropis Kalimantan

Beberapa diantaranya yakni buku berjudul Semua Bisa Menulis, Lets Move On, Mahasiswa di Atas Rata-rata yang diterbitkan Gramedia tahun 2020, Yakin memilihmu dan kolaborasi parenting di Jogya dengan judul Mom Survival Books.

Tidak cukup sampai di situ saja, perempuan yang telah menyelesaikan S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015 - 2017 itu melebarkan sayapnya dengan turut berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat serta lingkungan sekitarnya. 

Eksotisnya Panorama Alam dan Budaya Lokal Desa Wisata Budo

Sebagaimana yang tertera dalam bio instagram, Ratih Kartika merupakan Founder Gerakan Kemanusiaan @yasaraindonesia, Pegiat Minim Sampah @araka.recycling.center serta Aktivis Sosial dan Lingkungan @latun_id.

"Setiap bulannya atau setiap harinya saya berkutat dengan bidang-bidang yang sudah saya sebutkan. Untuk menulis, kita menulis buku anak ini utamanya sekarang lagi proses, buku-buku yang sudah dicetak diangkat kedalam animasi. Kemudian kalau yang Pegiat Minim Sampah, kami setiap bulan juga mengadakan pelatihan seperti pembuatan sabun cair, sabun padat, eco enzym, pilah sampah dan lain sebagainya," ungkap Ratih Kartika. 

Halaman Selanjutnya
img_title