Buku "Mereka Ada di TIM", Cerita Seniman Cinta dan Benci Taman Ismail Marzuki
- Yos Mo - OLRET VIVA
Imam Ma'arif mengatakan ide memuat hasil wawancara seniman di TIM adalah sesuatu yang baru, tidak pernah terjadi sebelumnya dalam lingkup literatur di Jakarta.
Dulu pernah ada penulis yang memuat ringkasan wawancara seniman-seniman di Pasar Senen, tapi dibuat dalam konsep fiksi.
Imam Ma'arif menambahkan, wawancara dengan 50 orang yang cinta dan benci dengan Taman Ismail Marzuki bukan perkara yang mudah.
Bambang Prihadi, Ketua Harian Kesenian Jakarta ikut memberikan kata sambutan dalam peluncuran buku "Mereka Ada di TIM".
Juga ada sesi penyerahan buku dari Perpustakaan Jakarta yang diwakili Dini Dwi Utari kepada Yon Bayu.
Ketua komunitas TIM, Nanang Supriyatin, turut memberikan sambutan singkat. Diselingi dengan pembacaan puisi dari Dian Mariyana. Giyanto Subagio, Agusta Leon Sherry, Shantined, dan Badri Adalah Badru.