Amalan Segunung Hancur Karena Riya, Begini Fakta dan Buktinya
Olret – Riya' atau dalam istilah yang lebih sederhana adalah beribadah karena ingin dipuji orang. Inilah penyakit yang menimpa orang-orang beriman. Penyakit yang sangat berbahaya bagi orang-orang yang beriman, bahkan lebih berbahaya dari Dajjal.
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku atas kalian daripada Masih ad Dajjal?” Dia berkata,”Kami mau,” maka Rasulullah berkata, yaitu syirkul khafi; yaitu seseorang shalat, lalu menghiasi (memperindah) shalatnya, karena ada orang yang memperhatikan shalatnya”. [HR Ibnu Majah, no. 4204, dari hadits Abu Sa’id al Khudri. Hadits ini hasan-Shahih at Targhib wat Tarhib, no. 30]
Mengapa demikian? Karena Riya' adalah penyakit khusus dan hanya menyerang hati orang-orang beriman terutama yang memiliki banyak amalan.
Ia sangat rentan terkena Riya'. Adapun Dajjal, hanya akan menghasut orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Adapun orang beriman in...sya Allah akan selamat darinya. Riya' juga membuat amalan segunung menjadi hancur, bahkan seorang yang mati di medan perang gagal memasuki surga karena Riya'.
Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda :
“Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab : ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka." (HR. Muslim no. 1905)
Di antara bahaya riya’ adalah sebagai berikut
1 Riya’ Lebih Berbahaya Bagi Kaum Muslimin Daripada Fitnah Masiih Ad Dajjal.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku atas kalian daripada Masih ad Dajjal?” Dia berkata,”Kami mau,” maka Rasulullah berkata, yaitu syirkul khafi; yaitu seseorang shalat, lalu menghiasi (memperindah) shalatnya, karena ada orang yang memperhatikan shalatnya”. [HR Ibnu Majah, no. 4204, dari hadits Abu Sa’id al Khudri. Hadits ini hasan-Shahih at Targhib wat Tarhib, no. 30]
2. Riya’ Lebih Sangat Merusak Daripada Serigala Menyergap Domba.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salalm bersabda : “Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dan dilepaskan di tengah sekumpulan domba lebih merusak daripada ketamakan seorang kepada harta dan kedudukan bagi agamanya”. [HSR Ahmad, III/456; Tirmidzi, no. 2376; Darimi, II/304, dan yang lainnya dari Ka’ab bin Malik]. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan rusaknya agama seorang muslim karena tamaknya kepada harta, kemuliaan, pangkat dan kedudukan. Semua ini menggerakkan riya’ di dalam diri seseorang.
3. Amal Shalih Akan Hilang Pengaruh Baiknya Dan Tujuannya Yang Besar Bila Disertai Riya’.
Allah berfirman, “Maka celakalah bagi orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya’ dan mencegah (menolong dengan) barang yang berguna”. [al Ma’uun : 4-7]
4. Riya’ Akan Menghapus Dan Membatalkan Amal Shalih.
Artikel ini merupakan status di grup Facebook Motivasi Hijrah Indonesia oleh Addit. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.
****
Makin Sering Gempa Semakin Dekat Dengan Kiamat, Benarkah?
Makin seringnya gempa mengingatkan kita pada hadits Rasululllah ﷺ tentang tanda-tanda kiamat. Salah satunya adalah semakin banyak gempa bumi. Rasululllah ﷺ bersabda: “Tidak akan tiba hari Kiamat hingga banyak terjadi gempa bumi” (HR. Al Bukhari)
Fenomena semakin seringnya terjadi gempa menunjukkan bahwa kiamat semakin dekat. Meskipun dekatnya kiamat tidak dapat dipastikan berapa lama lagi. Fenomena ini juga merupakan bukti kebenaran hadits Rasulullah ﷺ. Yang jauh lebih penting dari itu, adalah bagaimana persiapan kita menghadapi kematian. Sebuah kiamat sughra yang pasti menghampiri setiap orang. Ada yang mati lantaran sakit, ada yang mati lantaran kecelakaan, ada juga yang mati lantaran gempa bumi. Yang pasti, kalaupun kita tidak bertemu dengan kiamat kubra, kita pasti bertemu dengan kiamat sughra.
Suatu ketika, ada sahabat yang bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang kapan datangnya hari kiamat. Beliau justru bertanya balik. “Apa bekalmu untuk menghadapinya?” Beruntung, sahabat ini ternyata memiliki bekal yang luar biasa berupa cinta kepada Allah dan RasulNya sehingga beliaupun mensabdakan bahwa sahabat tersebut akan berkumpul dengan orang yang ia cintai.
Sungguh beruntung orang-orang yang fokus menyiapkan bekal untuk menghadapi kiamat. Dan sekali lagi, kematian adalah kiamat personal bagi tiap orang. Gempa-gempa ini juga mengingatkan kita bahwa kematian demikian dekat dan bisa datang kepada kita kapan saja. Ia juga sepatutnya mengikis habis kesombongan kita. Semoga saudara-saudara kita yang tertimpa musibah (gempa) ini diberikan kesabaran, ketabahan dan kekuatan dalam menghadapinya.
Gempa Bumi Bukan Sekadar Fenomena Alam Tetapi Peringatan Bagi Manusia Agar Menjauhi Maksiat yang Terus Menerus
Memperbanyak Istigfar Ketika Terjadi Gempa. Sebagai seorang muslim, jika terjadi gempa maka segera mencari tempat aman dan memperbanyak istigfar. Gempa merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah yang bisa saja terjadi akibat dosa manusia dan bukan hanya karena Fenomena dan eksploitasi alam saja
Logikanya banjir besar zaman Nabi Nuh hampir menenggelamkan bumi padahal belum ada eksploitasi besar-besaran tetapi karena hampir seluruh penduduk bumi tidak beriman.
Bentuk adzab/musibah bisa jadi dari atas dan dari bawah sebagaimana ayat, dan dari bawah itu termasuk GEMPA. Allah Ta’ala pun berfirman,
“Katakanlah (Wahai Muhammad) : “Dia (Allah) Maha Berkuasa untuk mengirimkan adzab kepada kalian, dari atas kalian atau dari BAWAH KAKI kalian, atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan), dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebahagian yang lain” (QS. Al-An’am: 65)
Karena musibah bisa jadi akibat perbuatan manusia dan dosa maka dianjurkan oleh syariat adalah bertaubat, memperbanyak ISTIGFAR , merendahkan diri serta membantu/mengasihi orang miskin dan bersedekah. Dalil agar bersedekah dan menyantuni orang lemah adalah agar kita juga disayangi Allah yang di langit jika sayang dengan yang di muka bumi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,.
“Orang yang menebar kasih sayang akan disayang oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang di muka bumi, kalian pasti akan disayangi oleh Allah yang berada di atas langit” (HR. Tirmidzi dalam Al Birr wash Shilah no. 1847)
Reposted from @muslimmengaji ? dan Motivasi Hijrah Indonesia.