5 Hal yang Harus Diketahui Setiap Muslim Tentang Berita Palsu

Olret – Istilah 'berita palsu' muncul tentang mengaburkan lensa kita dan mendistorsi kenyataan. Berkali-kali, kita menyaksikan dampak penyebaran informasi yang tidak terverifikasi – mulai dari hilangnya mata pencaharian hingga kematian.
Karena kita menghabiskan banyak waktu di ruang digital setiap hari, sebagai Muslim, apa yang perlu kita ketahui tentang berita palsu?
1. Berita palsu bukanlah fenomena baru
Hal yang Harus Diketahui Setiap Muslim Tentang Berita Palsu
- -
Penyebaran berita dan rumor palsu dapat ditelusuri kembali ke sejarah Islam. Dalam Al-Qur’an, Surat An-Nur menggambarkan bagaimana Nabi Muhammad s.a.w. dan keluarganya menjadi korban berita palsu.
Dalam peristiwa malang itu, Sayyidatina Aisyah r.a, istri Nabi Muhammad s.a.w, dituduh berselingkuh dengan salah satu sahabat Nabi bernama Safwan r.a. Penyebaran informasi palsu ini membawa ketegangan dalam keluarga Nabi dan orang tua Aisyah. Peristiwa itu sungguh membuat Rasulullah s.a.w. Setelah sebulan, episode naas ini berakhir ketika tuduhan itu terbukti palsu dan Aisha terbukti tidak bersalah.
Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap diri mereka sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu dan berkata, “Ini adalah (suatu berita) bohong yang nyata.” Surat An-Nur Ayat 12
Dalam kenyataan saat ini, istilah 'berita palsu' menjadi arus utama karena banyaknya disinformasi online. Bayangkan, pada tahun 2018 saja, ada lebih dari 1,8 miliar situs web!
Selain itu, penggunaan platform media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Whatsapp, telah mengubah cara kita berkomunikasi dan berbagi informasi secara dramatis. Dengan derasnya arus informasi saat ini, bagaimana kita tahu apa yang baik, positif dan sehat untuk kita konsumsi?
2. Berita palsu mengeksploitasi perhatian kita yang terbatas
Berita palsu mengeksploitasi perhatian kita yang terbatas
- -
Mengingat banyaknya informasi yang kita konsumsi setiap hari, kita cenderung berlatih membaca dangkal. Dengan demikian, berita palsu mengeksploitasi kebiasaan ini.
Perangkap penyebaran informasi yang belum diverifikasi adalah dalam cara informasi itu dibuat dan didekorasi. Konten dengan headline yang catchy atau judul yang terlalu didramatisasi, yang dibumbui dengan ayat-ayat Al-Qur’an atau potongan Hadits atau kutipan dari ulama tampaknya kredibel di mata pembaca.