Bila Ingin Melengkapi Separuh Iman dan Agama, Menikahlah Lillaahi Ta'ala
- google image
Pernah mengatakan akan menjemputku. Kalimatmu tak ubahnya seperti driver online yang merespon pelanggan untuk menunggu penjemputan. Aku tidak butuh pernyataan. Temui orangtuaku dengan perjuangan. Yakinkan aku di sepertiga malam. Jadikan aku seseorang yang kau ikhtiarkan.
Aku butuh itu. Tak perlu aku menjelasakan semua hal yang harusnya kau lakukan. Siapapun dirimu, jemput aku dengan niat karena Allah. Aku siap menjadi penyempurna agamamu. Jika memang ini bagian dari proses menuju diriku, maka aku akan selalu mendoakanmu padaNya agar dimudahkan segera menemui waliku. Siapapun kamu saat ini, Aku selalu mendoakanmu.
Aku dan Kamu Apakah Tercipta Untuk Bersama Atau Hanya Bertemu Sementara.
Tiada jawaban yang mampu meyakinkan hatiku saat ini atas pertemuan kita kemarin. Pertemuan yang menjadi awal di mulainya sebuah kisah yang tak berujung hingga kini. Jelas saja, saat memperhatikanmu dari kejauhan, aku seraya mendoakanmu dalam balutan niat penuh harapan agar ini tak hanya sekadar khayalan.
Aku tak ingin terjebak dalam kesalahan mengharapkanmu bersamaku. Apakah nanti akan di pertemukan lagi atau tidak, apakah nanti akan bersama atau hanya singgah saja aku pasrah kepadaNya.
Ikhtiarku tetap meroket menuju angkasa hingga mencapai langit berharap kamu dan aku adalah dua insan yang memang ditakdirkan saling melengkapi separuh agama ini.
Kamu yang sempat terlihat olehku, ada aku yang di balik pekatnya malam selalu memintamu padaNya segera dipertemukan kembali dalam ruang yang begitu indah. Izinkan aku mendoakanmu.