Kisah Nabi Zakaria AS dan Penantiannya Memperoleh Keturunan
"Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan sholat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh." (Q.S Ali 'Imran: 39).
Mendengar hal ini, Nabi Zakaria seolah tidak percaya. Bagaimana mungkin ia yang sudah tua dan istrinya yang tidak bisa memiliki keturunan kini di amanahkan seorang anak.
"Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua." (Q.S Maryam: 8).
"Tuhan berfirman: "Demikianlah." Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali". (Q.S Maryam: 9).
Ia pun meminta pertanda kepada Allah SWT bagaimana isterinya akan mengandung putra yang shaleh atas jawaban dari doa yang ia panjatkan.
"Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda." Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat." (Q.S Maryam: 10).
selama waktu itu pula Nabi Zakaria hanya dapat membaca kitab dan bertasbih, serta tidak dapat berbicara dengan kaumnya kecuali hanya dengan bahasa isyarat. Setelah mendapatkan pertanda, Nabi Zakaria AS langsung menemui kaumnya untuk bertasbih di waktu pagi dan petang.