Kisah Nabi Ayub : Kesabaran yang Berbuah Nikmat

- u-repot
Olret – Kisah Nabi Ayub AS disebutkan dalam Al-Quran sebanyak empat kali. Salah satunya dalam surat Shad ayat 41 hingga 44. Dalam kisah ini kita akan menyaksikan kesabaran Nabi Ayub yang diberi cobaan oleh Allah SWT berturut-turut.
Kehilangan harta benda, anak-anak dan menderita penyakit di sekujur tubuh. Nabi Ayub hidup di sebuah daerah bernama haram di sekitar Syam bersama istri dan anak-anaknya
Ayub AS adalah seorang nabi yang sangat kaya raya di negerinya. Beliau memiliki lahan pertanian yang luas dan hewan ternak yang banyak. Dengan semua harta benda yang dimilikinya Nabi Ayub tidak lupa bersyukur kepada Allah SWT.
Beliau selalu mempergunakan hartanya untuk kebaikan seperti, bersedekah dan memberi pekerjaan kepada orang yang membutuhkan.
20 tahun berlalu Allah memberi cobaan kepada Nabi Ayub
Pertama semua tanaman dan hewan ternaknya mati terserang hama penyakit. Tidak ada satu pun yang tersisa. Meskipun begitu Nabi Ayub tetap bersyukur kepada Allah dan lebih rajin beribadah.
Berikutnya anak-anak Nabi Ayub yang berjumlah 12 orang meninggal dunia. Nabi Ayub merasa sedih ditinggalkan anak-anaknya namun beliau tetap bersyukur dan makin menambah keimanannya kepada Allah sembari menghibur istrinya.
Sabarlah Wahai istriku, janganlah kita berlarut-larut dalam kesedihan semua harta dan anak-anak yang kita miliki adalah pemberian dari Allah dan pada waktunya akan kembali padanya. Ia suami ke Terima kasih telah mengingatkanku
Pada suatu hari berikutnya ketika bangun tidur, tiba-tiba seluruh tubuh Nabi Ayub dipenuhi luka yang tidak sedap dipandang mata. Meski begitu beliau tetap bersyukur dan pasrah kepada Allah.
Ya Allah Ya Robbi jika ini adalah ujian darimu aku ikhlas menerimanya dengan sepenuh hati
Hari demi hari berlalu, penyakit Nabi Ayub semakin parah sehingga menyebabkan orang-orang disekitarnya menjauhinya. Pergilah kau bersama istrimu dari negeri ini semoga setidaknya agar kami tidak khawatir akan tertular penyakit mu.
Mendengar hal itu Nabi Ayub hanya diam dan tetap bersabar, akhirnya Nabi Ayub dan istrinya meninggalkan negeri itu dan tinggal di suatu tempat yang jauh dari pemukiman penduduk.
18 tahun berlalu usia Nabi Ayub semakin bertambah lanjut dan mulai kesulitan dalam beraktivitas. selain disebabkan karena usia, juga karena penyakitnya yang tak kunjung sembuh.
Setiap hari Nabi Ayub selalu bersabar dan berikhtiar sampai semua hartanya habis. Hal itu menyebabkan Nabi Ayub dan istrinya hidup serba kekurangan. Meskipun begitu Rahmah sang istri sangat setia mendampingi beliau.