Pengakuan Korban Siswi Man 1 Gorontalo yang Viral di Media Sosial Ternyata Hoak
- istimewa
Olret – Dari video yang beredar di berbagai media sosial, banyak komentar negatif terhadap korban PTT yang menjadi budak seksual dari oknum gurunya di MAN 1 Gorontalo. Memang benar, jari manis warganet sungguh tega menghakimi tanpa mencari tahu kebenaran di balik sebuah kejadian.
Guru bejat yang bernama DH ini memang sudah mendapatkan hukuman sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Namun nasib PTT yang sudah terlanjur di hina dan di cemooh warganet pun kini sudah terlanjur.
Namun sebagai media anak muda Indonesia yang sangat meyakini bahwa banyak hikmah di balik sebuah kejadian yang menimpa siswi tersebut. Akhirnya fakta terang mulai terungkap.
Lewat media sosial, kini PTT membagikan kronologis awal kenapa semua ini terjadi pada dirinya. Dia yang anak yatim piatu harus menanggung beban seberat itu. Lantas apa saja faktanya?
Unggahan dari PTT yang viral di media sosial dan dibagikan di berbagai komunitas akhirnya terungkap. Salah satunya di Komunitas Marah-Marah di X.
Berikut ini 5 Fakta Kasus Video Viral Siswi MAN 1 Gorontalo, Pengakuan Korban Bikin Termehek-Mehek.
1. Awal Mula Kejadian
PPT pun menjelaskan dengan secara gamblang awal mula kejadian yang menimpa dirinya. Hal ini karena banyak orang yang bertanya-tanya tentang kejadian tersebut. Apalagi dalam komentar-komentar yang beredar, banyak yang menyalahkannya karena seolah-olah dia sangat bernafsu untuk melakukannya.
“Karena banyaknya pertanyaan dari orang-orang. Saya akan coba ceritakan bagaimana bisa terjadi semuanya. Jujur saya sangat sangat sedih, kecewa, tidak tahu harus bagaimana di posisi tersebut”, ungkapnya.
Dia pun menuliskan semua berawal dari saat dia masuk sekolah MAN 1 Gorontalo. Gadis yatim piatu ini menyampaikan kebenaran lewat klarifikasinya yang dibantu oleh seorang TikToker.
“Semua berawal saat saya masuk di MAN 1 Gorontalo. Saya seorang yatim piatu seperti yang saya sampaikan video video yang beredar dengan seorang tiktoker saat wawancara saya”,.
Niat yang tertanam dalam dirinya untuk menempuh pendidikan sangat mulai. Dia ingin berusaha keras untuk mendapatkan pendidikan yang layak dengan ilmu dan prestasi. Namun sehingga nasib naas itu menimpanya berawal dari pelecehan verbal yang dilakukan oleh gurunya sendiri yaitu DH.
Pada satu hari, saya mulai mendapatkan pelecehan verbal. Dengan ucapan ucapan tidak pantas dari Guru (DH). Saat itu saya tidak terlalu menanggapi dengan serius. Namun lama kelamaan mulai menyentuh seperti pundak, merangkul, dan lainnya.
“Dari awal masuk sekolah saya sudah meyakinkan diri saya untuk berusaha keras mengejar ilmu dan prestasi karena memang untuk hidup sudah tidak ada dari orang tua. Saya sangat ingin untuk mencapai sarjana dengan beasiswa yang saya dapat”,.
2. Belum mengerti arti dari kasih sayang
Memang kasih sayang sangat banyak jenisnya, ada kasih sayang orang tua kepada anak, kasih sayang antara teman dan sahabat dan masih banyak lagi. Namun masa remaja yang belum dewasa, banyak hal yang belum dimengerti dengan baik.
Begitu juga yang dialami oleh PPT. Dia pun menuturkan bahwa awalnya dia tak mengerti tentang kasih sayang yang sesungguhnya. Karena tak mendapatkan kasih sayang dari sosok ayah, akhirnya dia pun mengira bahwa kasih sayang yang diberikan oleh gurunya seperti kasih sayang ayah.
“Awal saya yang memang belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya menganggap itu seperti seorang ayah kepada anak juga terkadang memberikan untuk kehidupan. Tapi semua itu ternyata penilaian saya salah saat saya mulai di peluk, disentuh bagian vital dan lain. Saat itu saya bingung, saya ingin bercerita kepada siapa”,.
3. Tak memiliki orang tua dan takut dipandang hina sama teman
Anak yatim piatu ini memang sungguh mendapatkan perlakuan yang tak baik dari gurunya. Setelah kejadian yang melecehkan dirinya, dia pun sangat takut. Karena tak memiliki orang tua, dia akhirnya memendam semuanya sendirian.
Bahkan untuk sekadar curhat dengan temannya pun takut karena tak ingin dipandang hina. Apalagi melaporkan kejadian tersebut ke pihak sekolah dan berwajib. Dia pun yakin, tak akan ada orang yang percaya padanya karena tak ada buktinya.
“Orang tua tidak ada, bercerita kepada teman pun takut dipandang hina. Untuk melapor saya takut karena untuk masuk sekolah saja saya berjuang sendiri dengan susah payah. Dipikiran saya saat itu jika saya lapor saya yang tidak di percayai oleh guru lain dan siapa pun karena saya tidak memiliki bukti apa pun lalu saya di keluarkan dari sekolah (Seperti yang mempunyai uang dan kuasa yang menang)”,.
4. Berawal dari rasa takut, akhirnya korban pun mendapatkan perlakuan yang tak baik yaitu hubungan seksual.
Rasa takut yang ada membuatnya tak mengisahkan kepada siapapun. PPT memendam semuanya sendirian, anak sekecil itu terpaksa menerima semua kenyataan dan pil pahit tersebut.
Banyak ketakutan yang dia rasakan, mulai dari takut dikeluarkan dari sekolah sehingga cita-cita dan harapannya pun kelak akan pupus. Meski dia merasa kecewa, sakit hati dan marah.
“Jika saya dikeluarkan saya tidak mempunyai harapan dan cita cita pupus. Walau saya benar sakit hati, kecewa, marah bercampur menjadi satu”,.
Tak bisa berbuat banyak, akhirnya PPT menjadi korban hubungan seksual. Awalnya dia menolak dengan sopan namun justru mendapatkan ancaman dan akan dikeluarkan dari sekolah. Karena takut, dia pun akhirnya mengikuti kemauan dari oknum guru tersebut.
“Lama kelamaan saya mulai di setubuhi. Awal awal saya sangat menolak. Tapi dengan ancaman dia mengeluarkan dari sekolah saya pun mengikuti”,.
5. Takut menjalin hubungan karena kasihan sama cowoknya kelak
Akhirnya, dia pun mulai takut menjalin hubungan dengan pria. Karena dia tak ingin kekasihnya kelak mengetahui tentang dirinya.
“Mengapa saya tidak memiliki pacar. Karena saya takut untuk berpacaran, saya kasihan terhadap laki laki yang menjadi pacar saya jika dia tahu tentang saya. Saya sadar diri bahwa saya benar benar sendirian, serba kurang dan ditambah pelecehan terhadap saya“
Berikut ini pengakuan akhir dari PPT.
Saya sangat bersyukur walau saya malu untuk video yang beredar. Saya tidak akan melarang atau menyuruh untuk berhenti menyebarkan karena itu adalah keinginan dan niat kalian masing-masing ditanggung sendiri dengan Allah.
Karena saya sudah sangat sangat bersyukur kepada Allah tidak menjadi budak seks lagi walau saya mungkin dikucilkan dari orang orang yang tidak tahu benar keadaan saya dan menjadi diri saya.
Jika pandangan kalian tentang saya di video itu salah saya sangat memohon maaf. Dan saya mohon jangan kalian nilai hanya dengan 5 menit kalian menilai saya menikmati atau sebagainya.
Karena banyak hari sampai bertahun yang saya lewati dengan sengsara. Untuk dosa jariyah saya sudah siap untuk menanggung karena hanya Allah yang tahu bagaimana keadaan saya saat itu.
Mohon maaf jika banyak chat pertanyaan yang tidak saya jawab karena jujur saya sedang benar benar hancur. Terima kasih semua untuk semangat yang kalian berikan sehingga saya tetap hidup dan tersenyum walau berat. Untuk yang bertanya Akun Palsu atau Asli terserah kalian saya tidak akan melarang karena penilaian dari masing-masing diri kalian.
Cek Fakta: Klarifikasi Korban Video Syur Guru-Murid di MAN Gorontalo
Dalam artikel viva dengan judul Cek Fakta: Klarifikasi Korban Video Syur Guru-Murid di MAN Gorontalo ternyata hoak.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Gorontalo, Komisaris Besar Desmont Harjendro menegaskan bahwa unggahan yang mengaku sebagai korban dan menyampaikan klarifikasi adalah tidak benar, alias hoaks.
“Hoaks itu,” ujar Desmont kepada awak media, Selasa 1 Oktober 2024.