Part 6 : Teror Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan

Gunung Kawi
Sumber :
  • instagram

"Bang, aku mau tanya bang," Aku bertanya pada Bang Idan sambil menggeser pantatku mendekat, "kalo nda ada Nenek Situe gimana nasib kita bang?"

Bang Idan menjawab dengan agak malas, "Mungkin sudah mampus kita semua, Dek. Dua jalur yang tadi mungkin sama-sama ke arah jurang."

Aku menelan ludah mendengar jawaban Bang Idan. Benar, kesombongan manusia bukan apa-apa di tengah hutan belantara ini. Tanpa uluran tangan makhluk lain, kami tidak akan mungkin bisa selamat hingga ke titik ini.

Kami mulai bergerak kembali beberapa saat setelah beristirahat. Sekarang kami memasuki hutan yang semakin rapat. Namun menapaki jalur yang kami kenal sungguh membuat banyak perbedaan.

Sekarang kami melangkah dengan tenang. Gangguan juga tidak ada lagi seperti yang sebelumnya kami rasakan di jalur berkabut tadi, hanya kelebatan-kelebatan masih sering kali muncul di ekor mataku.

Lalu tanpa diduga, kami tiba di batas hutan. Di sebelah kananku sekarang bukan lagi pohon-pohon besar, melainkan ladang kubis sejauh mata memandang. Dipinggiran hutan aku melihat ada sebuah pondokan kayu. Cahaya yang berasal dari lampu kaleng berpendar-pendar dari pondokan itu.

Rasa gembira dan syukur memenuhi dadaku. Aku langsung berlari ke arah pondokan itu sambil berteriak, "Bang, kita udah sampe bang! Kita udah selamat! Alhamdulillah!!''