Part 6 : Teror Pasangan Pendaki Mistis di Gunung Ciremai

Alasan mendaki gunung sindoro
Sumber :
  • www.ngayap.com

Bagai tersambar petir aku mendengar jawabannya. Jadi aku dengan lugu masuk perangkap. Tubuhku sontak menggigil. Orang itu mengeluarkan rokok dari kantongnya, menjepit dimulut lalu membakarnya. Asap tipis mengepul dari bibirnya. Aku terpana, dalam keadaan begini bisa-bisanya dia merokok dengan tenang.

Lalu kesadaran menghantamku. Aku beranikan diri bertanya padanya. "Jadi abang nganter saya kesini biar saya bisa dikorbanin bang?" Tanyaku.

Dia dengan kurangajar menghembuskan asap rokoknya ke wajahku. "Gua ada disini untuk mastiin lu naik dengan selamat untuk ngambil sampah sialan itu biar temen lu bisa ketolong. Dan mastiin lu turun dengan selamat.''jawabnya dengan tenang, " Cuma lu yang bisa nolong temen lu. Dan cuma gua yang bisa nolong lu."

"I.. Iya, maaf bang." Aku menyesali keraguanku.

"Sekarang lu jalan. Lurus aja kedepan. Kalo udah ketemu, sampahnya lu bungkus kain putih yang lu bawa. Langsung balik kesini." Perintahnya.

Aku mengangguk mengerti. Lalu dengan mengendap-endap aku melangkah maju menuju tanah lapang ini. Kabut bagaikan punya nyawa sendiri, bergerak-gerak pelan tanpa ada angin. Semakin jauh ku melangkah kabut kelabu ini semakin tebal. Sementara dikejauhan tampak siluet hutan dan bayangan gelap bangunan istana Nyi Linggi. Aku terkesiap saat mataku melihat sesuatu dibalik kabut didepanku. Dalam diam aku berhenti lalu berjongkok sambil mataku tetap memandang siluet didalam kabut itu.

Pelan aku menyeret kakiku bergerak mendekat. Keringat menetes didahiku. Semakin dekat, bayangan itu mulai terlihat semakin jelas. Nampak seperti gundukan sesuatu. Saat akhirnya kabut tersibak, aku terkejut mendapati apa yang kulihat. Itu adalah kuburan baru. Nampak dari tanahnya yang masih merah dan gembur. Diatasnya tergeletak begitu saja tampaknya adalah pembalut yang kemarin dibuang Ayu. Dari pembalut itu merembes darah segar berbau anyir. Lelehan darah itu mengalir kebawah hingga akhirnya membuat genangan darah dibatas kabut.